Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pohon, Lingkungan Hijau dan Kita

11 Januari 2022   09:05 Diperbarui: 11 Januari 2022   09:07 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sehelai daun jati jatuh tepat di depan kaki yang sedang melangkah. Angin telah membawanya dari ketinggian pohon yang kini sekitar 5 meter. 

Saya mendongak ke atas. Pohon jati itu sudah besar. Cabangnya pun sudah banyak. 

Padahal dua belas tahun lalu, hanyalah sebuah pohon kecil yang ditanam bersama-sama dengan seluruh warga di taman yang ada di perumahan. 

Entahlah saat itu kegiatan penanaman dalam rangka apa, mungkinkah penanaman pohon terkait hari lingkungan atau gerakan penanaman pohon? 

Yang jelas, kini pohon-pohon itu tumbuh membesar dan menjulang tinggi. Pastinya juga, sejatinya penanaman pohon bisa dilakukan kapanpun sebagai penghijauan. 

Keberadaan empat pohon jati yang berjarak masing-masing beberapa meter itu, tak bisa disangkal telah membuat teduh taman. Saya tak tahu alasan saat itu pohon jati yang disepakati untuk ditanam beramai-ramai.

Jumlah yang ditanam memang hanya empat pohon. Tak banyak karena luas taman tidaklah selebar areal hutan. Di taman, sudah ada pepohonan lain, antara lain nangka, srikaya, dan cemara.  

Saya yang tak mengerti jenis pohon jati. Namun saat itu semua seakan tampak meyakini manfaat yang melekat pada pohon itu sangat banyak. 

Semua sama-sama berharap pohon ini bisa meneduhkan dan berperan dalam menjaga kestabilan alam. Pohon bisa menyerap dan menguraikan zat-zat pencemar (polutan). Menyerap karbondioksida dan melepaskan oksigen ke udara.

Pohon-pohon jati (dok.windhu) 
Pohon-pohon jati (dok.windhu) 

Pohon yang Bermanfaat

Jika ditinjau dari segi ekonomis, pohon jati yang sudah menghasilkan kayu jati dapat digunakan untuk membangun rumah, meja, kayu, dan lainnya. 

Bahkan zaman penjajahan dulu, VOC pun tertarik dengan pohon jati, yang kayunya bisa dibuat kapal. Zaman sekarang, kalau ada yang punya perabot dari kayu jati, pasti yang tahu akan berdecak kagum. Keawetannnya dan harganya tidak perlu ditanya lagi. 

Untuk keperluan memasak, masyarakat Indonesia juga akrab dengan pohon jati. Hal ini mengingatkan pada nasi jamblang. 

Ya, nasi jamblang asal Cirebon ngetop karena menggunakan daun jati sebagai pembungkusnya. Nasinya terasa lebih nikmat. Daun jati juga digunakan sebagai pembungkus tempe.

Saya ingat pernah melihat ada tetangga yang mengambil beberapa lembar daun jati. "Buat apa daunnya, mbak? Penasaran beratanya. "Mau buat pindang telur. Warnanya bagus," kata mbak  Yanti, sambil mengacungkan beberapa lembar daun jati di tangannya.

Saat itulah, saya seakan tersadar. Sebuah pohon begitu memiliki manfaat bagi ekosistem. Tidak hanya pohon jati, setiap pohon punya peran begitu nyata berharganya bagi lingkungan. untuk membuat suatu wilayah lebih hijau dan berhawa sejuk. Pagi hari, bisa mendengarkan burung-burung berkicau dan beterbangan karena satwa menyukai alam asri dan pepohonan yang rindang. 

Saya pun bisa menikmatinya semua sambil bersyukur atas semua keindahan yang ada di taman. 

Pada pagi dan sore hari, banyak anak-anak, remaja, bahkan orang tua berjalan-jalan dan bermain di taman. Keteduhan yang diberikan pohon-pohon di taman menemani mereka.Senangnya.

Daun jati (dok.windhu) 
Daun jati (dok.windhu) 

Tanam Pohon di Rumah

Namun, itu kan di taman. Bagaimana dengan di rumah? Untunglah, rumah masih memiliki halaman meski tidak besar sehingga masih bisa untuk menanam sejumlah pohon.

Masih ada pohon jambu, kelor, dan pohon pepaya di halaman. Tanaman-tanaman lebih kecil lain juga ada, dari lidah mertua, kamboja, lidah buaya, katuk, pandan, mawar, melati, dan bidara. Lebih banyak pada pot-pot. 

Keberadaan tanaman hijau ini meyejukkan rumah. Sebuah anugrah yang luar biasa. Seandainya semua rumah juga ada tumbuhan di halaman, tentu lebih indah. 

Sayangnya, tak semua rumah tetangga memiliki tanaman di tanah, kecuali di pot. Seluruh lahan banyak yang sudah disemen atau dihabiskan untuk lahan parkir kendaraan.

Tanaman rumah (dok.windhu)(
Tanaman rumah (dok.windhu)(

Pohon dan Bencana Alam

Disadari atau tidak, menanam pohon sungguh banyak memberi faedah selain fungsi keteduhan dan penyerapan polutan. 

Saat menanamnya, ada rasa bahagia yang mengalir. Terlebih, saat pohon buah yang ditanam sudah menghasilkan buah-buahan atau melihat bunga yang mekar indah. 

Pohon pun mampu menyerap air dengan baik sehingga mencegah terjadinya banjir ataupun longsor. Ah, tetiba saya jadi ingat pemberitaan banjir yang terjadi di tanah Papua yang sampai menimbulkan korban jiwa pada awal tahun 2022. 

Jumlah hutan yang terdapat di sana terus berkurang, salah satunya akibat perambahan yang terjadi. Secara otomatis, serapan air pun menjadi berkurang.   

Padahal, keberadaan pohon sangat penting bagi kelestarian lingkungan. Kelestarian masa depan manusia sendiri. 

Getir, saat membaca berita laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yang menyebutkan sudah terdapat 68 kejadian bencana alam pada pekan pertama awal tahun 2022 atau dalam periode 1 hingga 8 Januari 2022.

BNPB menyampaikan, banjir merupakan bencana yang paling sering terjadi di berbagai daerah.

Selain itu terjadi cuaca ekstrim, tanah longsor, gelombang pasang, kebakaran hutan dan lahan. Sedihnya, tak hanya rugi secara material. Banyak yang harus mengungsi dan pergi dari tempat tinggalnya. Bahkan ada yang meninggal dunia.

Mawar kuning di halaman. (dok.windhu) 
Mawar kuning di halaman. (dok.windhu) 

Kelestarian alam

Keberadaan pohon-pohon yang hilang, mau tak mau ikut memberi penyebab suatu bencana alam terjadi. Lingkungan yang hijau harus dipertahankan untuk kepentingan di masa depan.

Suara burung bercericit tiba-tiba terdengar. Saya suka dengan pagi seperti ini. Apalagi sehabis hujan. Udara juga masih segar.

Tiga ibu berpakaian olahraga melintas berjalan kaki. Inilah indahnya jika masih terdapat pepohonan hijau dan teduh.

Semoga saja semua ini berlangsung lama. Supaya hal itu bisa terjadi, menanam pohon dan menjaga kelestariannya bisa dimulai dari yang hal sederhana. 

Menanam sebuah pohon bisa dimulai dari rumah sendiri. Jika tidak ada lahan luas, pada pot-pot tanaman pun bisa. 

Biar ada lebih dari sejuta pohon baru nantinya, suatu saat. Pohon, lingkungan hijau, dan kita saling memiliki keterkaitan. 

---- 

Jkt,dhu110122

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun