Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tayangan Televisi

9 Januari 2022   22:29 Diperbarui: 9 Januari 2022   23:02 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rustam menyeruput kopi hitam dari gelas yang dipegangnya. Tinggi garis sisa kopi melingkar di gelas yang bertuliskan salah satu merek penyedap rasa. 

Ah, desah Rustam. Nikmatnya meminum kopi panas seperti ini. Ada juga pisang goreng hangat yang dibelinya di warung mak Sani. 

Matanya menatap tayangan televisi berita sore. Televisi itu dikasih begitu saja dua hari lalu dari Sartan, salah satu lelaki kaya di kampung itu. Katanya, anak  pak Sartan merengek minta televisi yang bisa yutuban dan bisa dipakai buat nonton drakoran. 

Rustam nggak peduli soal itu. Diam-diam, hatinya terlonjak saat televisi itu benar-benar berpindah ke rumahnya dari rumah Sartan. Dia merasa beruntung. 

Sudah beberapa tahun ini hanya radio yang menemaninya. Televisi lamanya tidak bisa menyala lagi entah kenapa. 

Rustam kembali menyeruput kopinya. Penyiar cantik di layar televisi menyampaikan kenaikan harga elpiji. 

Reaksi dimana-mana. Ada keberatan disampaikan beberapa orang yang diwawancarai tapi tak bisa apa-apa. Harga tetap dinaikkan. 

"Kata orang-orang, kalau satu naik semua pasti ikutan naik. " suara seorang lelaki muda tiba-tiba terdengar. 

"Termasuk pisang goreng yang kubeli ini? "

"Katanya begitu. "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun