Selain juga mencabut stop kontak barang yang tidak dinyalakan. Tahu kan alasannya? Supaya bayar listrik bulanan nggak melonjak.  Pakai  kipas angin dan AC secukupnya.
Namun sebenarnya, ini juga sudah mendukung nol emisi karbon (NZE) karena saat ini masih banyak pembangkit listrik yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakar.
2. Pilah Sampah, Mengurangi dan Menggunakan Kembali
Setiap orang, setiap rumah tangga pasti mengeluarkan sampah setiap harinya. Dikutip dari katadata.co.id , Indonesia menghasilkan 67,8 juta ton sampah pada 2020.Â
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), 37,3% sampah di Indonesia berasal dari aktivitas rumah tangga. Kebayang, kan?
Selalu mengusahakan tidak membuang sampah sembarangan dan memilah sampah dari rumah. Sebab, selalu ada sampah sayuran, daun, plastik, kertas, kardus dan lainnya. Untuk sampah basah, dipisahkan.Â
Seorang tetangga rajin menampungnya untuk dibuat kompos. Untuk botol plastik, kardus, kertas dipisahkan untuk dijual pada penjual barang bekas atau diberikan pada pemulung.
Untuk mengurangi sampah, saya selalu membawa tas kain yang bisa dilipat di dalam tas pergi.Â
Termasuk membawa botol minum dan tempat makanan agar tidak menjadi sampah karena penggunaan sekali pakai.
 Idealnya, Reduce, Reuse, Recycle. Untuk mendaur ulang sampah, saya masih perlu belajar membuatnya lebih berguna, seperti jadi pernak pernik.Â
Saya selalu menggunakan sisi kertas yang masih kosong sebagai catatan. Menghindari pembakaran sampah agar tidak menimbulkan pencemaran udara Co2.