Emisi Gas Rumah Kaca di Indonesia terkumpul dari kendaraan, penebangan pohon, kebakaran hutan, proyek batu bara, dan produksi pabrik yang besar.Â
Perubahan Iklim dan Bencana Alam
Kalau ngomongin perubahan iklim, dampaknya sangat mengerikan. Bisa menimbulkan bencana dimana-mana.Â
Mulai dari melelehnya es di kutub sehingga menimbulkan naiknya permukaan air laut, terjadi gelombang panas yang bisa menimbulkan kebakaran hutan, ekosistem laut yang rusak karena air laut memanas dan terjadi pergeseran cuaca, erosi garis pantai, gagal panen karena tidak menentunya musim hujan, hingga banjir yang semakin sering terjadi.
Lain daerah, bencana yang dialami tentu berbeda. Ada yang erosi garis pantai, kebakaran hutan, kekeringan dan gagal panen. Daerah pesisir akan mengalami dampak dari kenaikan tinggi muka laut yang menimbulkan banjir pantai lebih sering dan erosi pantai.
Ujung-ujungnya, bisa menyebabkan kerugian dan kepunahan mahluk hidup. Ngeri banget, kan? Â Pikiran yang langsung muncul adalah, kenapa harus ada perubahan iklim sih? Ternyata, Â ada kaitannya dengan pemanasan global.
Kisah Kampung Beting, Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat bisa jadi contoh. Dulu, disebut kampung dolar karena membuat para petambak menjadi jutawan. Kini, ribuan orang meninggalkannya karena terjadi pengikisan garis pantai atau abrasi  oleh ombak.
Mata pencaharian penduduk hilang, rumah-rumah rusak diterjang gelombang pasang air laut. Banjir rob menggenangi. Jarak permukiman dengan laut menjadi semakin menyusut. Semua berubah menjadi laut!
"Nanti Jakarta juga tenggelam, seperti itu?" tanya Arya, keponakan saya yang berusia sembilan tahun. Nggak terbayang kalau saat dia besar nanti, pesisir Jakarta semakin terkikis bahkan cepat tenggelam. Aih,pindah kemana?
Untuk menghindari terjadinya bencana yang semakin luas dan bumi yang semakin memanas, maka munculah gagasan Net Zero Emission. Dikutip dari Mongabay.co.id NZE mengemuka sejak COP 21 di Paris yang menghasilkan Paris Agreement.Â