Sejak jaman dulu, orang Indonesia telah mengenal minuman herbal yang diyakini mengandung banyak manfaat untuk kesehatan. Jahe dan temulawak dikenal untuk meningkatkan imunitas tubuh karena dapat melawan bakteri dan meredakan perdangan dalam tubuh. Â Â
Hanya saja perlu diingat untuk memperhatikan jenis, komposisi bahan yang digunakan dan takaran dalam membuat minuman obat. Jangan lalai dalam mengolah dan menyajikannya dengan benar. Jangan disimpan lama dan sebaiknya langsung dihabiskan.
Herbal dengan bahan-bahan alami, tanpa bahan pengawet, tanpa endapan, dan diproses  higienis dapat menjaga mutu, keamanan, dan manfaat.Â
Meski ada banyak manfaat herbal bagi kesehatan, tetap perlu ingat bukanlah sebagai obat untuk mengatasi penyakit. Sehingga, perlu konsultasi ke dokter jika sedang masa minum obat dokter. Terutama yang punya penyakit tertentu, hà mil atau menyusui.Â
Obat herbal di Indonesia kini dikonsumsi dalam berbagai juga bentuk, yakni bubuk, kapsul, pil, jamu, dan teh.Â
Karena terbuat dari bahan alami, obat herbal sering dianggap lebih aman daripada obat-obatan medis. Padahal, obat herbal tetap bisa menyebabkan efek samping, terlebih jika dikonsumsi terlalu banyak atau dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu, cara konsumsi obat herbal perlu diperhatikan.
Saya sendiri cukup sering mengonsumsi herbal, baik bentuk minuman untuk jahe, kunyit, dan madu. Kemasan kapsul pun dalam botol pun cukup membantu untuk menunjang aktivitas selama masa pandemi.Â
Hal yang terpenting dalam mengonsumsi harus memperhatikan antara lain adanya izin BPOM, komposisi, kadaluwarsa, dosis, dan cara pemakaian.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H