Kecintaan Nabi Ibrahim AS telah diuji saat mendapatkan perintah menyembelih putranya Ismail. Allah kemudian menggantinya dengan seekor hewan kurban.Â
"Kecintaan pada duniawi jangan melebihi cinta kepada Allah!" Ucapan ustad itu menyergah Karni.Â
Suaminya telah tiada. Usianya pun sudah merambat senja. Semakin lanjut usia. Belum pernah sekalipun Karni berkurban.
 Selama ini, belum ada waktu yang tepat. Itu yang selalu terlintas. Ingin mencukupi kebutuhan anak-anaknya, mencukupi kebutuhan keluarga dulu.Â
Namun, kapankah waktu yang tepat itu datang? Kebutuhan dan kebutuhan seakan tak ada pernah usai. Menghabiskan biaya. Ibadah itu kan buat yang memang mampu, dalih Karni dan suaminya.Â
***
"Buat ibu sendiri? Kambing yang tiga juta ini saja. Dagingnya lebih banyak daripada kambing di sebelah situ," tunjuk penjual hewan kurban yang masih berdiri di samping Karni.Â
Mata Karni masih menatap sapi ukuran besar yang seakan juga sedang membalas pandangan.Â
"Nanti bisa diantar langsung ke masjid, ya? " pintanya.Â
Setelah berdebat hebat dalam hati soal kurban hingga sulit tidur, akhirnya Karni memutuskan untuk berkurban.Â
Meski sudah lanjut usia, Karni mengakui mesti belajar lebih lagi jika menyangkut waktu yang tepat untuk berkurban.Â