Tanpa sadar, Rama melihat celana panjang yang dikenakannya. Tak hanya basah, ada sedikit gumpalan kotoran di kainnya.Â
Arrgh.. Sial... Sial... Umpatnya dalam hati. Kalau saja semalam dia tidak memaksakan diri untuk menjangkau ketinggian bukit itu.
 Tentu hal yang menyakitkan dan memalukan tidak akan terjadi. Namun semalam, Rama merasa harus bisa berada pada tempat yang lebih tinggi.Â
Semakin  tinggi, semakin mudah untuk bisa bertemu Laila. Itu pikirnya.Â
Namun semua yang semula diduganya tepat ternyata tak seperti bayangannya. Saat hampir sampai di ketinggian, kakinya terperosok.Â
Lalu, tubuhnya melayang turun. Kakinya menyentuh selokan yang ada.Â
Arghh sialnya. Air kotor itu menciprat ke atas. Membasahi bajunya. Kakinya jelas tak usah ditanya.Â
Ada noda kotoran. Lumpur menggumpal di celana kainnya. Bau langsung menyeruak.
 Sebenarnya, Rama pun tak tahan dengan baunya. Wajar jika Pasha terang-terangan mengatakan Rama bau.Â
Brakk!!! Sial..! Sial..!!! Gerutunya dalam hati. Kakinya mulai menendang dinding di sampingnya.Â
***