Aku memetik cabai, juga panen melinjo. Bahagia banget rasanya meski tangan pegal dan kaki capek jalan jauh.Â
"Dasar anak Jakarta," gurau mereka. Aku seperti biasa, cuma cengengesan saja.Â
Aku ingat, setiba di rumah, saat aku sedang bersandar duduk di kursi teras, Puji mendatangiku,"Besok, pulang ke Jakarta, mbak? " Aku mengangguk.Â
'Panenan yang tadi, mbak bawa ke Jakarta ya. Buat mbak dan keluarga Jakarta," Hahaha, tahukah kamu saudara-saudara sepupuku?
Aku tiba-tiba merasa malu meski sesungguhnya berterima kasih. Aku panen sendiri apa yang akan aku bawa ke kota? Yang benar saja...Â
Para saudaraku, aku ingin duduk berkumpul bersama di teras rumah kampung. Sambil bersama-sama melihat ke langit. Memandang taburan bintang disana. Â
Dan, lebaran merupakan waktu yang paling tepat untuk berkumpul bersama-sama.
 Untuk saling bercerita, yang sedang ngetren saat ini, yang jadi pusat pembicaraan di medsos saat ini, apa yang menjadi harapan dan mimpi.Â
Atau, terkadang hanya sekadar obrolan remeh kejadian lucu yang pernah berlalu. Peristiwa yang diceritakan terus berulang-ulang setiap tahunnya seakan tidak ada bosannya.Â
Lebaran memang waktu yang tepat untuk berkumpul. Lebih dari sekedar silahturahmi, lebih dari berjabat tangan dan saling bermaaf-maafan.Â
Aku menyukai suasana lebaran. Terkadang pertemuan tak selalu sempurna, tapi cuma di lebaran biasanya jumlah keluarga yang berkumpul lebih banyak.Â