Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Nostalgia Ramadan Masa Kecil: Main Petak Umpet Sampai Haus, Ada yang Nangis Kalah Monopoli

19 April 2021   21:41 Diperbarui: 19 April 2021   22:03 1170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : intisari online

Kalau petak umpet permainannya dilakuan di lapangan taman perumahan, untuk main monopoli cukup di teras atau dalam rumah. Seru juga memainkannya saat bulan puasa.

Monopoli dapat dimainkan oleh beberapa orang sekaligus, minimal dua orang. Makin banyak lebih seru. 

Setiap pemain secara bergiliran mengocok dua angka dadu bersisi enam. Jumlah angka lontaran dadu menjadi langkah pemain. 

Monopoli permainan yang sangat menantang dan menarik untuk mengasah kemampuan berhitung dan berpikir. 

Paling seru kalau bisa membeli hotel dan resort sementara yang  lain belum punya. Uang yang diperoleh semakin banyak. Aset yang dimiliki bertambah. 

Senangnya saat terdesak dapat Kesempatan atau Dana Umum. Mesti berhati-hati juga agar lolos dari jeratan penjara. 

Dalam permainan Monopoli, yang menang tentu saja pemain yang punya banyak uang dan properti. Semua kekayaan dihitung di akhir. 

Permainan menjadi ambyar kalau ada salah satu pemain merasa dicurangi. Ada pemain yang kalah dan ekspresi wajahnya berubah menangis. 

Antara kesal dan ingin tertawa. Pastinya permainan akan langsung bubar jalan kalau sudah begitu. 

Haha, zaman sekolah dasar, entahlah monopoli sesuai dengan ketentuan permainannya atau tidak. Namun seingatku, biasanya sudah mengikuti petunjuk yang tertera di kertas. 

Banyak pelajaran dari permainan ini. Sekarang permainan serupa monopoli sering digunakan untuk simulasi perencanaan keuangan dari bank atau perusahaan  asuransi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun