Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Nostalgia Ramadan Masa Kecil: Main Petak Umpet Sampai Haus, Ada yang Nangis Kalah Monopoli

19 April 2021   21:41 Diperbarui: 19 April 2021   22:03 1170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bermain Petak Umpet (sumber gambar:kompas.com./thinkstok/olahcanva)

Nostalgia suasana ramadan masa kecil selalu tersimpan. Hanya saat ramadan, selalu ada kenangan yang berbeda dengan sebelas bulan lainnya. 

Momen ramadan yang tak akan pernah hilang. Ketika ramadan tiba, banyak kegiatan terkait ibadah agama yang perlu dilakukan. 

Setiap siswa sekolah biasanya diberikan isian kegiatan ibadah, yang terdiri atas slat lima waktu, salat sunah, mengaji, salat tarawih dan lembaran rangkuman ceramah tarawih. 

Usai salat tarawih, biasanya langsung bergegas mengejar penceramah untuk memberikan tanda tangan di rangkuman ceramah.

Senangnya kalau setiap hari lembaran ringkasan tarawih berhasil ditandatangani. Sebaliknya sebal karena harus berebutan atau ketinggalan penceramahnya. 

Setiap selesai salat subuh di masjid, biasanya berjalan-jalan mengambil rute dari masjid ke rumah hingga matahari terbit 

Selebihnya, bermain bersama teman sungguh menyenangkan. Saat awal puasa, biasanya sekolah diliburkan sehingga waktu untuk bermain yang dimiliki lebih banyak. 

Bermain Untuk Isi Waktu Puasa

Kesempatan untuk menghabiskan waktu menunggu waktu berbuka puasa selalu ada.  Bermain bersama teman sangat seru. 

Haha, mengingatnya, mau tak mau jadi tersenyum sendiri meski kadang terselip rasa kesal dan sedih. 

Dengan kakak, adik dan teman, banyak permainan yang bisa dilakukan sehingga menambah rasa akrab dan kebersamaan.

Sebuah waktu yang tak akan mungkin akan terulang. Masa yang sangat berbeda dengan kini. 

Dulu belum mengenal gawai, lebih bebas berlarian kesana kemari hingga berkeringat. Selalu punya energi dan semangat  meski tidur malam agak gelisah, yang menurut ibu akibat kelelahan tak dirasa.

Berlarian? Ya, permainan membutuhkan aktivitas dan ketangkasan fisik selalu dinantikan.

Jangan sampai kalah dari teman-teman. Selain kegiatan di dalam ruangan saat bulan puasa di dalam ruangan, permainan di luar ruangan menjadi kenangan yang sangat seru. 

Ada petak umpet, tak benteng, lompat karet, ataupun dampu bulan.

Kalau permainan di dalam ruangan yang saat itu dikenal adalah permainan cangkulan kartu remi dan domino. Ada juga permainan bekel, ular tangga, ludo dan congklak. 

Dari semua permainan  itu, buatku ada dua permainan favorit yang selalu ada saat ramadan, yakni Petak Umpet dan Monopoli. 

Dua permainan ini sangat top pada zamannya, yang belum mengenal kecanggihan internet.

Mau tahu kenapa? Aku ceritakan. 

Sumber gambar : intisari online
Sumber gambar : intisari online

Kehausan Saat Main Petak Umpet

Tahu permainan petak umpet kan?  Populer di kalangan anak-anak. Begitu juga di perumahanku. 

Permainan ini bisa diikuti oleh banyak orang. Semua orang, kecuali yang sedang berjaga harus mencari tempat persembunyian agar tidak ketahuan. 

Tempat ngumpet paling asyik adalah di belakang pepohonan atau bahkan di balik tembok pagar rumah tetangga. 

Jangan sampai ketahuan. Berlari yang cepat hingga menyentuh tempat yang sedang dijaga. 

Kakiku mempercepat lari. Yeay, aku berhasil tanpa sekalipun ketahuan. Senangnya, tapi tiba-tiba saja timbul rasa haus. 

Segera, akupun pulang ke rumah, yang letaknya memang berada depan taman tempat bermain. 

Glek... Glek... Glek. Habis satu gelas kuminum. Kakakku yang melihat lalu menegur. 

"Kok minum? Kamu kan puasa? Hayo batal puasanya."

Astaga, aku lupa kalau sedang puasa. Hua, rasanya sedih dan mau nangis. 

Teman yang kebetulan ikut tahu malah ikutan meledek lupa minum. Sedih dan kesal jadi satu. "Batal... Batal... " Goda mereka. 

Hiks, tapi puasa kemudian kulanjutkan lagi sampai waktu berbuka. Menurut mereka yang lebih tua saat itu, puasa tidak batal kalau memang betul-betul lupa. 

Aih, kenapa nggak sekalian makan kue aja nih?  Lagi-lagi dulu mereka suka menggoda. 

Permainan mo opoli. Sumber foto; kompas.com/the guatrdian)
Permainan mo opoli. Sumber foto; kompas.com/the guatrdian)

Ada yang Nangis Kalah Monopoli

Kalau petak umpet permainannya dilakuan di lapangan taman perumahan, untuk main monopoli cukup di teras atau dalam rumah. Seru juga memainkannya saat bulan puasa.

Monopoli dapat dimainkan oleh beberapa orang sekaligus, minimal dua orang. Makin banyak lebih seru. 

Setiap pemain secara bergiliran mengocok dua angka dadu bersisi enam. Jumlah angka lontaran dadu menjadi langkah pemain. 

Monopoli permainan yang sangat menantang dan menarik untuk mengasah kemampuan berhitung dan berpikir. 

Paling seru kalau bisa membeli hotel dan resort sementara yang  lain belum punya. Uang yang diperoleh semakin banyak. Aset yang dimiliki bertambah. 

Senangnya saat terdesak dapat Kesempatan atau Dana Umum. Mesti berhati-hati juga agar lolos dari jeratan penjara. 

Dalam permainan Monopoli, yang menang tentu saja pemain yang punya banyak uang dan properti. Semua kekayaan dihitung di akhir. 

Permainan menjadi ambyar kalau ada salah satu pemain merasa dicurangi. Ada pemain yang kalah dan ekspresi wajahnya berubah menangis. 

Antara kesal dan ingin tertawa. Pastinya permainan akan langsung bubar jalan kalau sudah begitu. 

Haha, zaman sekolah dasar, entahlah monopoli sesuai dengan ketentuan permainannya atau tidak. Namun seingatku, biasanya sudah mengikuti petunjuk yang tertera di kertas. 

Banyak pelajaran dari permainan ini. Sekarang permainan serupa monopoli sering digunakan untuk simulasi perencanaan keuangan dari bank atau perusahaan  asuransi. 

***

Nostalgia ramadan masa kecil memang akan selalu teringat. Ada kenangan-kenangan berharga. 

Main di luar ruangan atau bersama teman di dalam ruangan, tetap asyik.

Meskipun ada yang protes, marah, ataupun menangis, hari esoknya pasti main bersama lagi.

Haha, adakah yang punya nostalgia sepertiku? Masih ingat saat ada yang meledek dengan kata batal kalau lupa minum saat puasa ataupun ditujukan buat yang cengeng saat kalah. 

Biar begitu, tetap seru dan senang! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun