Sayangnya, kesempatan yang tidak pernah terwujud itu tak pernah terulang lagi. Itulah salat Jumat terakhir bapak.Â
Esoknya, hari sabtu, bapak jatuh sakit. Bapak tak akan pernah lagi salat Jumat. Rencana foto berdua bapak dalam kondisi sehat tidak terlaksana.Â
Mungkin ada yang tanya, lho sekarang kan berfoto sangat mudah? Kamera ponsel pun sudah mampu menyaingi bagusnya kamera DSLR.Â
Sayangnya, aku bukanlah orang yang sering swafoto. Bukan tipe yang sedikit-sedikit minta difoto jika berada di suatu tempat.Â
Kalaupun hadir di suatu tempat, aku lebih suka memotret suasana ataupun ekspresi orang lain. Aku sering lupa menghadirkan diriku dalam sebuah foto.Â
"Kamu jangan cuma foto-foto sekeliling doang. Kamu juga harus punya foto diri kamu. Sini, aku fotoin kamu," kata seorang teman saat wisata bareng.Â
Aku tersenyum. Kini aku baru menyadari, menyimpan kenangan bersama keluarga dalam sebuah foto sangat penting.Â
Bukan, bukan berarti harus narsis. Bukan harus sedikit-sedikit minta difoto atau berswafoto.Â
Bukan-bukan itu. Aku ternyata memerlukan kenangan dalam sebuah foto.Â
Memang, kenangan yang abadi itu tersimpan dalam ingatan. Namun, jika kenangan itu bisa dalam bentuk visual, kenapa tidak.Â
Cengeng? Aku nggak sepakat. Bukannya diri ini tak terima kenyataan. Hati Ini Hanya Rindu. Â Lirik lagu Hanya Rindu penyanyi Andmesh Kamaleng mewakilinya.Â