Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Mengingat Sejarah Kemerdekaan Melalui Tapak Tilas Film Nasional

16 Agustus 2020   01:13 Diperbarui: 16 Agustus 2020   01:01 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monumen proklamasi (jakarta-tourism.gp.id)

Menjelang hari ulang tahun (HUT) RI ke-75, saya teringat akan sosok mantan Presiden RI ke-3 Bacharuddin Jusuf Habibie, yang percaya akan kekuatan film untuk menyalurkan sebuah gagasan dan nilai.

Menurut Gina S. Noer, penulis naskah Habibie dan Ainun (2013), Habibie  sangat percaya bahwa film dan cerita memiliki kekuatan untuk membagikan kecintaan terhadap bangsa.

Ya, itulah yang memang saya rasakan saat mengikuti kegiatan wisata virtual "Tapak Tilas Film Nasional" ,  Sabtu 8 Agustus 2020.  Kegiatan ini digelar  Komik (Kompasianers Only Movie enthus(i)ast Klub) bersama Wisata Kreatif Jakarta dengan dukungan toko buku Kinokuniya.

Ira Lathief dari Wisata Kreatif Jakarta memandu untuk menelusuri lokasi syuting dan membuka kembali ingatan pada  film yang bertema sejarah dan kebangsaan, tepatnya  kemerdekaan.

 Film-film itu adalah Wage, Pantja-Sila: Cita-cita & Realita dan Soekarno. Secara virtual, dibawa menyusuri beberapa museum dan gedung yang terkait dengan film-film yang disampaikan. Ini dia penelusurannya.

Film Wage. Sumber : Berita Satu.com)
Film Wage. Sumber : Berita Satu.com)

1. Wage

Menyebut kata wage, siapapun akan langsung teringat pada Wage Rudolf Supratman. Lelaki ini pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya yang selalu berkumandang di seluruh pelosok negeri.

Wage merupakan film karya John De Rantau yang tayang pada tahun 2017.  Seperti judulnya, film ini menceritakan sosok Wage yang merupakan pemain biola yang membantu perjuangan bangsa Indonesia.

Kisah Wage ini berkaitan dengan gedung Museum Sumpah Pemuda. Sejak tahun 1927 Gedung Kramat 106, yang kini dikenal sebagai gedung Sumpah Pemuda,  digunakan oleh berbagai organisasi pergerakan pemuda untuk melakukan kegiatan pergerakan. Bung Karno dan tokoh-tokoh Algemeene Studie Club Bandung sering hadir untuk  membicarakan format perjuangan dengan para penghuni Gedung Kramat 106.

Replika biola WR Supratman (sumber:museumsumpahpemuda.kemdikbud.go.id)
Replika biola WR Supratman (sumber:museumsumpahpemuda.kemdikbud.go.id)
Untuk pertama kalinya, Wage Rudolf Supratman memperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Semua peserta kongres Sumpah Pemuda tahun 1928  menyambutnya dengan sangat meriah.

Dalam  Museum Sumpah Pemuda  yang sangat bisa dikunjungi ini, terdapat koleksi menarik, yakni replika biola WR Supratman dan piringan musik yang pertama kali merekam lagu kebangsaan.

Sayangnya Wage tak pernah menyaksikan Indonesia merdeka secara langsung karena meninggal dunia. Sosok Wage diperankan oleh Rendra Bagus Pamungkas, seorang seniman Yogyakarta.

Rendra disebut-sebut mirip dengan sosok Wage. Untuk memerankan film Wage, lelaki muda ini menyempatkan diri datang ke makam WR Supratman dan merasa memperoleh 'bisikan' untuk memerankannya.

Gedung Pancasila (Kemlu.go.id)
Gedung Pancasila (Kemlu.go.id)

2. Pantja-Sila: Cita-cita & Realita

Menyebut Indonesia tidak lepas dari Pancasila. Begitupun halnya dengan Soekarno.  Menjelang kemerdekaan, tepatnya dalam sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan),  Pancasila dibacakan Soekarno pada 1 Juni 1945.

Saat ini, lokasinya dinamakan Gedung Pancasila, yang terletak pada area Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) di Jalan Taman Pejambon No.6. Dalam film Pantja-Sila: Cita-cita & Realita ini, Soekarno diperankan oleh aktor senior Tio Pakusadewo

Tio Pakusadewo dalam film Pantjasila, Cita-cita dan Realita. (sumber:republika.co.id)
Tio Pakusadewo dalam film Pantjasila, Cita-cita dan Realita. (sumber:republika.co.id)
Film festival karya mendiang Tino Saroengallo ini  sempat terhenti karena kehabisan dana. Namun akhirnya bisa tayang setelah adanya gerakan penggalangan dana. Meski saat ini bisa mengunjungi Gedung Pancasila, syuting film Pantja-Sila: Cita-cita & Realita tidak dilakukan di tempat ini.

3. Soekarno

Bicara mengenai persiapan kemerdekaan RI, film berjudul 'Soekarno: Indonesia Merdeka'  bisa jadi rekomendasi tapak tilas film nasional bertema kemerdekaan. Sesuai judulnya, film ini mengangkat  saat-saat menjelang kemerdekaan Republik Indonesia yang kemudian diproklamasikan oleh Soekarno.

Film karya Hanung Bramantyo yang tayang tahun 2013 ini diperankan oleh  aktor Ario Bayu.Ada beberapa tempat bersejarah yang dijadikan tempat syuting film ini, yakni Museum Perumusan Naskah Proklamasi di Jalan Imam Bonjol No.1, Jakarta  dan Monumen Proklamasi di Jalan Proklamasi No.10.   

Piano yang dijadikan alas menulis tangan naskah proklmasi (dok.windhu)
Piano yang dijadikan alas menulis tangan naskah proklmasi (dok.windhu)
Kalau berkunjung ke Museum Naskah Proklamasi, yang dulunya merupakan rumah Laksamana Maeda,  bisa ditemui piano yang menjadi alas menulis tangan teks proklamasi oleh Soekarno. Teks proklamasi itu kemudian diketik Sayuti Melik.

Naskah proklamasi terpampang jelas di dinding ruangan Museum Naskah Proklmasi (Munasprok). Gambaran mengenai perumusan persiapan kemerdekaan RI sangat jelas dalam koleksi museum.   

Bergeser sedikit dari Munasprok, salah satu lokasi bersejarah yang dijadikan tempat syuting adalah Monumen Proklamasi. Di tempat yang dulunya merupakan rumah Presiden RI ke-1 Soekarno ini, dilakukan pembacaan proklamasi kemerdekaan RI. Pada tanggal 17 Agustus1945, semua masyarakat Indonesia menyambutnya dengan gegap gempita,haru, dan penuh syukur.

Monumen proklamasi (jakarta-tourism.gp.id)
Monumen proklamasi (jakarta-tourism.gp.id)

Tapak Tilas Film Nasional dan Sejarah Kemerdekaan

Melalui film, kecintaan pada bangsa dan negara dapat dipertebal. Pada ulang tahun RI ke-75, memang tidak bisa melakukan tapak tilas langsung menyusuri lokasi-lokasi sejarah kemerdekaan. Saat ini Indonesia tengah dilanda pandemi Covid-19.

Meski demikian, tapak tilas film nasional dapat mewakili perasaan itu. Melalui virtual, dapat mengunjungi museum, gedung, dan lokasi yang dijadikan tempat syuting film-film terkait kmerdekaan. Cerita-cerita sejarah seperti yang diungkap dalam layar lebar dapat ditelusuri.

Semangat kemerdekaan harus dan selalu bisa ditumbuhkan melalui film-film nasional. Menonton kembali film-film perjuangan bangsa tak pernah usang. Selamat ulang tahun ke-75 Republi Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun