Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Aku Rindu Pulangmu di Hari Raya

1 Juni 2019   23:53 Diperbarui: 1 Juni 2019   23:57 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di saat musim mudik seperti ini, aku rindu pulangmu di hari raya (dok.windhu)

Maka tanpa ragu usai lebaran kala itu, aku langsung mengemas ransel dan memutuskan pergi untuk merantau. Aku bertekad tak akan pulang jika belum berhasil. Pantang pulang sebelum menang.

Aku tahu matamu basah saat melepasku, Dinda. Seperti halnya ibuku. Kamu merasa berat, aku pun begitu. Namun, tekadku sudah bulat.  Bukan karena tak tahan senda gurau teman-teman dan kerabat, aku juga ingin membuktikan jika aku bisa.

Aku mampu menjadi laki-laki yang memenuhi kriteria pendampingm, seperti yang dipersyaratkan orang tuamu. Mereka meminta aku menjauhimu jika aku sayang padamu. Mereka bilang ada yang lebih sepadan. Kamupun tahu itu, sehingga akhirnya kita memilih saling mencintai secara diam-diam meski sama-sama saling merindukan.

Jadi, sabarlah menunggu Dinda. Aku ingin bisa membahagiakanmu saat nanti hidup denganku.  Meski sebenarnya, saat ini akupun limbung meyakinkan entah sampai kapan.

Saat ini di perantauan nekatku, aku belum mendapatkan pekerjaan yang kuimpikan dan bisa mendatangkan penghasilan besar sehingga bisa menyatukan kita.  Aku tak mau membuatmu malu 

Sambil menunggu saat itu, hiburanku saat ini adalah mendengarkan lagu Pulang  Malu Tak Pulang Rindu yang dinyanyikan grup musik Armada. Sesekali melihat bagian belakang truk yang sering melintas, kalimatnya lucu-lucu sekaligus menjaga rinduku padamu.

Aku tahu kamu rindu pulangku di hari raya.

*** 

 Kamu tahu, Kanda. Sebenarnya, aku ingin memintamu untuk tidak terlalu memikirkan omongan orang-orang. Mereka yang selalu hadir dalam pertemuan memang selalu begitu. Apalagi saat hari raya. Terutama saat teman-teman berkumpul.

Canda tawa dan senda gurau yang menurut mereka hiburan setelah bersalam-salaman di hari raya,  sesungguhnya memang menyakitkan. Mereka tergelak-gelak saat satu gurauan disambut dengan gurauan lainnya.  Teman, aku menyemangatimu agar mencari hidup lebih baik, bekerja mapan,  dan segera menikah, begitu kata mereka.

Padahal aku tahu, kata-kata mereka begitu memojokkanmu. Lebih cenderung berupa olok-olok tanpa solusi.  Hiburan yang aneh di hari raya karena harus ada yang selalu tersakiti tanpa bisa membela diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun