Apa yang dicari dengan mengikuti berbagai kegiatan buka bersama lintas agama saat  bulan Ramadan? Sekedar mencari takjil dan makanan kotak berbuka puasa? Tentu tidak. Ada rasa yang berbeda bila menyempatkan diri untuk ikut mencoba hadir.
Dengan berbuka puasa lintas agama  di tempat ibadah milik orang lain, ada rasa persaudaraan dan kerukunan yang terjamin. Sekaligus mencerminkan kebersamaan dan keberagaman.
Setidaknya itulah yang saya pernah rasakan sat mengikuti kegiatan berbuka puasa di Gereja Katedral, Jakarta. Dalam kegiatan itu, bisa bergaul dengan berbagai kelompok teman dari berbagai latar belakang.
Bagi umat muslim yang belum pernah memasuki tempat ibadah Gereja Katedral, saya melihat antusiasme yang memancar. Â Saat itu sebelum berbuka puasa, seluruh peserta diizinkan berkeliling gereja.
 Hasilnya, tentu saja lebih menghargai keragaman agama dan etnis yang ada. Tidak perlu lagi membedakan asal-usul siapa yang hadir. Berbeda agama bukanlah suatu permasalahan, karena yang tercipta justru rasa damai dan kerukunan.
Kebersamaan itu terwujud tak hanya lintas agama saja, sebenarnya. Saat waktu  berbuka puasa, di masjid-masjid, contohnya Masjid Istiqlal juga tersedia takjil dan makanan berbuka puasa. Tidak pernah ditanyakan darimana berasal untuk mendapatkan makanan dan minuman yang dibagikan secara gratis.
Jika ditilik, semangat keberagaman pun hadir saat tengah berada di dalam perjalanan. Dari pinggir jalan, banyak komunitas atau lembaga yang membagi-bagikan begitu saja takjil untuk berbuka puasa.
Apakah ditanya soal asal usul? Tidak. Apakah ditanya soal agama? Tidak juga. Â Semangat keberagaman memang menyemarakkan Ramadan tahun ini. Semoga selalu tercipta kerukunan dan kebersamaan karena negara kita Indonesia, memang terdiri atas Bhineka Tunggal Ika.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H