Setiap kali ramadan datang, selalu saja jumlah pengemis bertambah terutama di kota besar seperti Jakarta. Saat ramadan, kehadiran para peminta sedekah atau bisa juga disebut pengemis yang meningkat, membuat pemerintah kota merasa perlu mengatasi pengemis.
Melalui  peraturan daerah mengenai Ketertiban Umum, para pengemis dan penyandang PMKS  dijaring. Hasilnya, ternyata mengemis dijadikan profesi. Pengemis terjaring memiliki penghasilan yang lumayan besar, bahkan ada pengemis diantar mobil.Â
Jadi, sedekah di jalan sebenarnya untuk siapa?
Tangan yang Berada di Atas
 Sedekah merupakan salah satu cara meraih pahala. Agama Islam selalu mengajarkan untuk selalu bersedekah.  Amalan yang memang sangat dianjurkan saat bulan ramadan karena pahalanya bisa berlipat ganda. Kedermawanan meningkat. Rasa ingin memberi semakin tinggi.
Dalam HR Bukhari pun disampaikan,Tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah. Tangan di atas adalah orang yang memberi dan tangan yang dibawah adalah orang yang meminta.
Dahsyatnya sedekah, juga banyak disampaikan oleh para ustad dalam berbagai ceramah. Sedekah bahkan penarik rezeki. Rasulullah SAW mengatakan, "Turunkanlah (datangkanlah) rezekimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sedekah." (HR. Al-Baihaqi)
Namun, hal itulah yang membuat pro dan kontra dalam memberikan sedekah di jalan. Ada yang menilai, orang beramal dengan uangnya sendiri kenapa harus dilarang. Di sisi lain, tak semua yang mengemis 'benar-benar' membutuhkan. Ada juga yang hanya pura-pura dalam mengemis dan bersikap memaksa sehingga menimbulkan keresahan. Â Â
Bahkan di luar negeri, masalah memberi uang ke pengemis pun menimbulkan kecaman. Itu yang terjadi saat Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull, memberi uang sebesar 5 dolar Australia atau sekitar Rp 50.000 kepada seorang pengemis di kota Melbourne. Namun sering bersedekah juga sangat mulia, seperti pesepakbola dunia Moh Salah yang dikenal sebagai Charitable King.
Seperti dikutip dari muslim.or.id, ada  kriteria orang yang berhak diberi sedekah, antara lain fakir dan sudah tidak mampu lagi berusaha.Peminta-minta yang sering ditemui di jalanan tidak dapat dikatakan sebagai orang yang miskin