Nah, bank pertama yang ada di nusantara  adalah De Bank van Leening, yang  berdiri tanggal 20 Agustus 1746 oleh Gubernur Jenderal Baron van Imhoff.  Bank itu kemudian pada September 1752 menjadi De Bank Courant en Bank van Leening. Fokus kegiatan bank sebagai bank sirkulasi dan bank deposito.
 Setelah VOC tidak ada karena bangkrut pada tahun 1799,  barulah mulai tahun 1900-an bermunculan bank-bank laksana jamur tumbuh di musim hujan. Padahal, sistem perbankan kala itu belum ada, apalagi De Bank Van Leening juga seiring  masuknya Inggris ke nusantara.
Nama bank-bank di Hindia Belanda yang muncul  pada abad ke-19 itu antara lain,  Javasche Bank, Escompto Bank, NHM, NIHB, Chatered Bank, BNI, dan Bank of China. Bank-bank ini lebih banyak berfungsi sebagai Bank Perkebunan atau (Cuulturbanken) dalam pembiayaan perkebunan.
Prinsipnya, ada satu bank memberikan dana ke pengusaha untuk melakukan penanaman perkebunan yang sedang laku keras di Eropa. Bank inilah yang membiayainya,  kemudian hasilnya dibawa ke Eropa. Nah, begitu banyaknya bank bermunculan, sehingga di kawasa kota tua ada  jalan yang dinamai jalan bank.
Museum Bank, Ada yang  Terbuka dan Tertutup Untuk Umum
Perjalanan menyusuri jejak memori perbankan di kota tua melibatkan generasi milenial memberikan perbedaan rasa. Keingintahuan, tingkah lucu, hingga pertanyaan-pertanyaan spontan muncul. Â Memangnya, seperti itu? Begitu tanya salah seorang siswa sekolah. Â
Para generasi milenial itu juga tidak ketinggalan dengan melewatkan berfoto-foto dan swafoto di 4 museum yang didatangi. Â Para pemandu pun tak kalah jenaka menimpali polah dengan sapaan, hai gaes...! yang tak jarang mengundang tawa.
Kunjungan memori perbankan di tiga museum, yakni Musem Bank Indonesia, Museum Bank Mandiri, dan Museum BNI dilakukan dengan berjalan kaki. Kunjungan ke satu museum lainnya, yakni Museum BTN yang terletak di Harmoni, dilakukan dengan naik bus wisata Trans Jakarta.
Jika ingin berkunjung ke Museum BNI dan Museum BTN harus melayangkan surat izin kepada pihak bank lebih dulu. Tentunya dengan menyebutkan asal instansi maupun komunitas.