Siapa yang tak suka bernyanyi? Setiap orang pasti pernah melakukannya. Nyanyian adalah hiburan yang bisa dinikmati dan tak mampu ditolak oleh setiap orang. Melalui lagu, rasa yang ada di hati bisa dilepaskan, baik dalam keadaan senang, riang gembira, sedih, patah hati, ataupun galau.
Nyanyian yang digelar dalam sebuah kegiatan selalu bisa memeriahkan suasana. Terlebih jika digelar dalam perhelatan akbar. Nyanyian yang diantunkan dibingkai manis melalui lirik, nada, dan dipadu dengan suara enak didengar dari penyanyinya membuat orang tanpa sadar mengikuti.Â
Melalui konser musik, pesan yang tersimpan bisa disampaikan kepada pendengarnya. Ditambah dengan olah gerak, nyanyian yang dilantunkan dapat menambah semangat suasana. Menyatukan siapapun yang mendengarnya.Â
![Grup Musik Slank daam konser Menghadap laut Our Ocean Coference (OOC) 2018 (gambar;sindonews.com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/10/30/sank2-5bd88c8dc112fe0ee8349ca5.jpg?t=o&v=770)
Selain nyanyian dan puisi, tampian visual juga sangat berpengaruh bagi siapapun yang melihat. Melalui fesyen yang diidentikkan dengan gaya berbusana, juga merupakan sebuah sarana ekspresi. Selain tentu saja, untuk menarik perhatian yang memandangnya. Â
Puisi, Nyanyian, dan Batik Ikan, lalu apa hubungannya? Semua ini karena ketiga hal tersebut muncul dalam Our Ocean Conference (OOC) ke-5, yang pertama kali diselenggarakan  di Nusa Dua Convention Centre, Bali, selama dua hari, mulai Senin hingga Selasa, 29-30 Oktober 2018.
Baik puisi, aksi dalam konser musik, dan batik ikan, sama-sama punya kekuatan untuk menarik perhatian orang, sebagai wujud ekspresi, dan sebuah ajakan pesan untuk lebih menghargai laut sebagai warisan yang berharga untuk masa depan.
![Presiden RI Joko Widodo dalam pembukaan Our Ocean Coferenc di Bali, Senin 29 Oktober 2018 (gambar: www,kompas.com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/10/30/jokowikompascom-5bd888a412ae943ec30c9e33.jpg?t=o&v=770)
Melalui pembacaan puisi dalam pidato pembukaan Our Ocean Conference 2018, Presiden RI Joko Widodo mempertegas kesadaran jika laut adalah masa depan. Our Ocean, Our Future, begitu kata Jokowi.
Dengan puisi, ajakan untuk menghadap laut disampaikan. Bacalah penggalan puisi dari Presiden Jokowi. Jangan lagi punggungi lautmu. Tataplah dia. Rangkulah dia dengan hatimu. Jadikan dia sahabatmu
Sebuah ajakan untuk menghadap laut. Indonesia adalah negara bahari yang memiliki wilayah air lebih besar dibandingkan dengan wilayah darat. Sebanyak 17.000 pulau yang dimiliki Indonesa, dikelilingi oleh lautan.
Laut memiliki peran yang sangat besar, terutama distribusi dalam sektor perekonomian. Lebih dari 90 persen dari total volume perdagangan global dilakukan melalui samudra.
Lebih dari 40 persen nilai perdagangan global melewati samudra. Enam puluh satu persen dari minyak mentah dunia didistribusikan melalui lautan. Maritim dunia sumber daya bernilai sekitar US $ 24 triliun. Semua ini disampaikan dalam laman resmi ourocean2018.org.Â
![Melalui konser Menghadap aut, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengampanyekan kepedulian terhadap laut sehat (gambar:Sindonews.com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/10/31/susisank-5bd89073c112fe1c3832dd94.jpg?t=o&v=770)
Kiprah yang dilakukan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti dalam menyadarkan pentingnya potensi laut ditunjukkan dengan cara simpatik. Tampil di atas panggung, bernyanyi bersama dengan grup legenda Slank dalam konser Menghadap Laut.
Dalam konser yang merupakan rangkaian kegiatan Our Ocean Conference (OOC) dan digelar di Pantai Pandawa, Badung, Bali, Senin 29 Oktober malam, kampanye berisi ajakan untuk lebih peduli pada kebersihan dan kelestarian laut pun disampaikan.
Slank dalam konser Menghadap Laut menyanyikan lagu-lagu andalannya yang banyak dihapal luar kepala oleh para penggemarnya, seperti Terlalu Manis dan Kamu Harus Pulang.
Dalam konser ini Kaka menyanyikan lagu Bang-Bang Tut, Terlalu Manis dan seperti biasanya dipungkasi dengan lagu Kamu Harus Pulang. Kaka, Vokalis Slank dalam rangkaian kegiatan OOC, mengatakan tengah menyiapkan lagu yang berjudul Manusia Plastik.
![Sampah pastik yang memenuhi lautan mengancam hidup ikan (sumber:twitter @EU_ENV)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/10/30/ourocean-5bd88b1e12ae94780c4f6e05.jpg?t=o&v=770)
Senada tujuan untuk mengurangi dampak buruk plastik yang mengancam lautan, Navicula sebagai sebuah grup musik nasional yang tampil di OOC, juga membuat film pendek berjudul Pulau Plastik.
Film pendek itu mengangkat tema manusia yang begitu banyak memproduksi sampah, yang limbahnya dapat merusak lingkungan karena tidak dikelola dengan baik dan menimbulkan masalah di laut.Â
Gerakan Menghadap Laut sendiri, sebenarnya sudah dilakukan sejak Agustus 2018 di 73 titik lokasi mulai dari Aceh hingga Papua. Kala itu, dilakukan terkait dengan HUT RI ke-7.Â
![Batik bermotif berbagai ikan merupakan saah satu bukti komitmen Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (gambar: kumparan.com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/10/30/bajuikansusukumparan-5bd88a1f6ddcae29f53d28a3.jpg?t=o&v=770)
Dalam gelaran akbar Our Ocean Conference (OOC), batik bermotif ikan yang dikenakan oleh Presiden RI Jokowi, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan.
Saat pembukaan OOC, Presiden RI Jokowo mengenakan batik berwarna hitam dengan motif ikan. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menggunakan batik dengan dasar warna putih dengan corak motif ikan berwarna warni.
Macam-macam spesies ikan menghiasi busana yang dikenakan Susi. Ada gambar ikan yang di antaranya mirip kerapu, mai-mai, kakap merah, dan ikan sunu. Semua ini dilakukannya untuk ditunjukkan sebagai bukti untuk melestarikan laut.
Saat ini lautan masih menghadapi banyak tantangan. Kejahatan di laut tengah meningkat. Mengutip data dari Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), pada tahun 2014 pencurian ikan di perairan Indonesia sekitar 26 juta ton atau sekitar $ 10 miliar hingga $ 23 miliar.
Di sisi lain, perusakan laut terus terjadi. Selain masalah sampah plastik, dan polusi air, masih ditemui banyak masalah terumbu karang yang rusak. Perlindungan laut tidak dapat dilakukan oleh satu negara atau pemerintah.
Penanganan laut harus melibatkan banyak pembuat kebijakan dan pelaku yang terlibat di dalamnya. Tindakan nyata melalui bentuk kerja sama adalah hal efektif. Susi menginginkan lautan bisa diwariskan pada generasi mendatang.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengenai OOC dengan optimis mengatakan, konferensi yang digelar bukan hanya untuk berperang bersama demi laut. Upaya meningkatkan pemberdayaan masyarakat terutama kelautan dan perikanan juga diakukan. Â
Nah, apa tindakan nyata apa yang sudah kalian lakukan untuk laut yang sehat?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI