Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Liam dan Laila, Cinta Dua Insan Beda Negara Berbalut Adat Budaya Minangkabau

2 Oktober 2018   16:58 Diperbarui: 2 Oktober 2018   16:51 1571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jonatan Cerrada dan Nirina Zubir (dok.windhu)

Sosok Pian dihadirkan secara lucu dan menghidupkan suasana dalam film (sumber:www.liamdanlaila.com)
Sosok Pian dihadirkan secara lucu dan menghidupkan suasana dalam film (sumber:www.liamdanlaila.com)
Sayangnya, di film Liam dan Laila tak banyak mengeksplor keindahan tanah minang ataupun eloknya alam Bukittinggi sebagai tempat wisata, yang memiliki jam gadang.

Namun, unsur kuat tradisi dan budaya Minang dengan menghadirkan berkali-kali pertemuan musyawaram,h  di rumah gadang, kuatnya ninik mamak sebagai pemimpin adat Minangkabau mampu dimunculkan. Begitupun tadisi matrilineal garis ibu yang mampu dihadirkan.

Budaya mempersulit dari aparat sipil negara pun tak sungkan dihadirkan sebagai kritik. Salah satu yang agak mengganggu adalah tulisan pengingat keberadaan Liam di Bukittingi.


Tertulis dalam hitungan mundur dalam beberapa adegan adalah 29 hari menjelang deportasi  dan selanjutnya. Adakah kata yang lebih tepat selain deportasi? Sebab, kata deportasi dalam KBBI lebih bermakna pembuangan, pengasingan, atau pengusiran seseorang ke luar suatu negeri sebagai hukuman, atau karena orang itu tidak berhak tinggal disitu.

Sementara, makna deportasi dalam film yang tertangkap adalah semakin menipisnya hari berakhirnya masa berlaku visa. Mulai dari 29 hari hingga satu hari batas waktu.

Namun film Liam dan Laila menarik untuk ditonton karena memunculkan adat dan budaya Minang, salah satu suku yang besar di Indonesia. Mengetahui tradisi yang ada di negeri yang kaya adat, budaya, suku, dan agama merupakan sebuah pengalaman yang berhrga.    

Semoga saja banyak film berlatar budaya lain yang diangkat ke layar lebar. Bicara tentang Minang sendiri, juga banyak yang bisa diulas, antara lain mengenai tradisi merantau atau populernya rumah makan padang di setiap daerah di Indonesia. Ah, saya jadi lapar, ingin makan Nasi Padang dulu...


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun