Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Semangat Menjawab Panggilan Zaman ala 25 Tahun Dompet Dhuafa

25 September 2018   23:28 Diperbarui: 30 September 2018   08:36 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tarian dari Ponorogo (dok.windhu)

Nikah massal 25 pasangan dari berbagai kalangan usia itu sungguh menarik karena setiap pasang penganti menggunakan pakaian adat dari berbagai provinsi di Indonesia. Tradisi kesenian Betawi Palang Pintu dengan atraksi silat Betawi menjadi pentas budaya yang disuguhkan.

Selain nikah massal, kegiatan membantu kaum dhuafa juga dilakukan dengan khitanan massal, pengobatan gratis, donor darah, pijat gratis tuna netra, festival mural, dan menghadirkan gelaran beragai produk pemberdayaan.  Pengunjung dapat membeli produk masyarakat dhuafa yang berdasarkan potensi sumber daya local.

Pentas seni tarian Saman asal Aceh (dok.windhu)
Pentas seni tarian Saman asal Aceh (dok.windhu)
Ada berlian Sae dengan jenis beras merah, beras putih, dan beras hitam yang diproduksi kelompok petani binaan Dompet Dhuafa di Desa Sukaharja, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur dan Desa Kwajon, Ponorogo. Beras yang memanfaatkan bahan organic.

Ada kopi produksi kelompok petani binaan Dompet Dhuafa di Dusun Kemloko, Desa Tempuran, Kab. Temanggung  dan kopi Robusta Desa Jaluk, Kab.Aceh Besar (Gayo). Pendampingan yang dilakukan selama 2 tahun meningkatkan kesejahteraan, pengetahuan, dan kapsutas petani.  

Ada kacamata dan jam kayu yang diproduksi oleh mantan napi dan mantan pengguna NAPZA yang sudah hijrah binaan Dompet Dhuafa di kel. Sukun, Kota Malang, Jawa Timur. Pangsa pasar kedua produk itu sudah mencapai ke manca Negara.

Kacamata dan jam kayu karya mantan napi dan mantan pengguna NAPZA (dok.wndhu)
Kacamata dan jam kayu karya mantan napi dan mantan pengguna NAPZA (dok.wndhu)
Payung lukis beragam hias yang memikat karya pengrajin di Dusun Gumentar, Kabupaten Klaten telah meneruskan tradsi turun menurun selama ratusan tahun. Payung lukis warna warni ini juga telah dilirik pasar luar negeri.

Tak hanya itu, semangat Lover (Lombok Recovery) pun digaungkan untuk bisa memulihkan kondis Lombok pasca bencana. Kisah para relawan yang sempat terlibat langsung sebagai relawan di Lombok diungkap dalam bincang-bincang.

Dompet Dhuafa terlibat berbagai program untuk Lombok Recogery (LOVER) mukai membangun masjid sementara, sekolah sementara, hospital keliling, (Hopng) dan rumah sementara Bale Nyaman (Rumtara Baleman) yang ramah di kawasan bencana gempa.

Payung lukis asal Klaten yang dilirk manca negara (dok.windhu)
Payung lukis asal Klaten yang dilirk manca negara (dok.windhu)

Menjawab Panggilan Zaman

Dompet Dhuafa dulunya lebih dengan dikenal sebutan Dompet Dhuafa Republika. Hadir sebagai lembaga nirlaba milik masyarakat Indonesia, Dompet Dhuafa berupaya mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana ZISWAF (Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf, serta dana lainnya yang halal dan legal, dari perorangan, kelompok, perusahaan/lembaga).

Realita kemiskinan yang menjerat sebagian masyarakat muncul dalam bentuk keprihatinan. Parni Hadi yang menjadi Pemimpin Redaksi saat itu menginisiasi dan mendirikan program Dompet Dhuafa sebagai wadah penggalangan donasi dari zakat, infak, sedekah, dan wakaf dari masyarakat penderma, yang dapat dipertanggungjawabkan secara berkala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun