Sayuran-sayuran matang yang tersusun rapi di atas piring terlihat menarik dengan warna-warni yang ada. Ada sayuran hijau seperti kacang panjang yang dipotong kecil, ada hijau muda kubis, ada putih toge, ada warna oranye dari wortel, dan ada pipilan jagung berwarna kuning.
Di atasnya, terdapat toping saus bumbu kacang berwarna cokelat. Dilengkapi dengan sepotong telur, kerupuk atau emping bertambah enak. Bila perlu untuk mengenyangkan perut, bisa dimakan dengan sepiring nasi ataupun sepiring lontong yang sudah dipotong.
Bila diperhatikan warna-warni yang timbul dari kuliner khas Indonesia ini terlihat menarik. Sangat menggoda untuk segera disantap. Banyak orang yang suka dengan makanan sayur campur-campur ini. Gado-gado.
Nyaris di setiap pasar atau permukiman penduduk, pasti dengan mudah ditemui para pedagangnya. Mulai dari penjual abang-abang gerobak hingga ibu-bu yang menjualnya di depan rumah.
Mulai dari penjual gang sempit hingga rumah makan mewah atau hotel, Gado-Gado kerap muncul menjadi salah satu menu yang dihadirkan untuk menjadi pilihan orang-orang yang ingin bersantap. Soal harga, tentunya tergantung pada lokasi penjualan, kelengkapan sajian, dan keenakan rasa bumbu kacang.
Anak-anak, orang dewasa, hingga orang tua nyaris jarang yang menolak untuk menyantap gado-gado. Kalau soal kadar pedas, biasanya disesuaikan dengan selera. Cukup ditandai dengan karet gelang satu atau karet gelang dua.
Saat  teringat film Tabula Rasa yang disebut sebagai film kuliner pertama di Indonesia,  pikiran langsung melayang ke Gado-Gado.Jika Tabula Rasa mengangkat makanan khas Minang dengan mengambil latar rumah makan minang, tidak ada salahnya jika kuliner Gado-Gado diangkat secara khusus.
Dalam Tabula Rasa, penonton bisa  menyaksikan cara membuat rendang dan gulai kepala ikan yang dibuat oleh si Emak dan para kokinya. Menontonnya  memang jadi ingin lari ke warung padang. Film kuliner Tabula Rasa berbalut kisah menarik perjuangan dan konflik yang harus dihadapi orang rantau dalam bertahan hidup. Â
Banyak yang bisa diungkap kenapa di berbagai daerah ada makanan yang satu ini? Apa bedanya yang di gang sempit dengan yang ada di rumah makan mewah. Mau Gado-gado sekelas Boplo ataupun yang ada di Gang Gloria.
Satu kisah menarik yang bisa diangkat juga adalah bukan sekali atau dua, ada  saja guyonan saat  melihat aksi menggerus kacang untuk membuat bumbu kacang yang akan disiramkan di atas sayuran.
"Ada yang mau lihat goyangan mbaknya ngulek kacang nggak?" tanya seorang kawan, saat  ada yang memesan Gado-Gado sebagai salah satu menu santap siang yang menyenangkan.
Secara positif, kisah sukses usaha gado-gado pun bisa diangkat agar bisa memotivasi banyak orang, Contohnya saja, Gado-Gado Boplo yang melegenda dan didirikan oleh Juliana Hartono, yang berkembang mdari usaha rumahan enjadi resto modern.Â
Perempuan India berambut panjang ini menyukai makanan khas Indonesia, terutama karedok dan gado-gado. Â Yeay, siapa yang menolak untuk menyantap Gado-gado kuliner yang terkenal di dunia dan juga bisa ditemukan di luar negeri?
Selain gado-gado, makanan Indonesia yang berbahan sayuran dan memiliki saus bumbu kacang lainnya juga menarik diangkat. Di Indonesia, ada Karedok makanan khas Sunda dengan bahan sayuran yang mentah dan saus kacang, ada ketoprak makanan khas betawi dengan bihun dan tahu, ada lotek yang mirip gado-gado dengan rasa kencur, dan ada juga pecel yang juga ada dimana-mana.
Nah, bercerita soal pecel, juga cukup unik. Di Jakarta misalnya,dengan mudah ditemukan di pinggir-pinggir jalan, di atas jembatan penyeberangan, di depan masjid ketika akan berbuka puasa, selain di pasar-pasar.
Pecel  juga merupakan makanan berbahan dasar sayuran dan saus kacang yang menyenangkan untuk di dalam perjalanan. Salah satu contohnya adalah saat dalam perjalanan di atas kereta Majapahit Jakarta-Malang,menu pecel adalah salah satu yang menjadi pilihan kawan-kawan kompasianer saat akan menghadiri  ICD.
Jadi, rasanya cukup menarik bukan jika film bertema kuliner Gado-Gado dan sayuran berbumbu kacang lainnya bisa diangkat ke layar lebar? Siapa tahu bisa berpetualang rasa Gado-Gado di berbagai daerah dan menemukan perbedaan yang ada? Â Paling tidak seperti Aruna dan Lidahnya...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H