Meskipun tinggal berdekatan dan hanya berjarak beberapa rumah saja, belum tentu ada kesempatan bertegur sapa karena biasanya pemilik rumah langsung menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua dari rumahnya. Kalaupun bertemu sepintas, hanya sempat menganggukkan kepala saja sebagai tanda saling menghormati.
Lebaran memungkinkan untuk bertemu dengan para tetangga yang tidak mudik ke kampung. Apalagi di tempat saya tinggal, banyak juga yang berbeda agama. Jadi, sehabis salat Idul Fitri, biasanya seluruh warga perumahan berkumpul di sebuah taman lapang untuk saling bersilahturahmi. Saling bermaaf-maafan dan mengucapkan doa bersama.
Meskipun saudara masih banyak yang di kampung, tetapi di Jakarta pun masih ada saudara yang berasal dari para sepupu bapak dan sepupu ibu. Istilahnya, masih satu keturunan nenek dan kakek.
Bertemu dengan mereka, terutama memang saat momen idul fitri atau ada kegiatan tertentu. Jarang sekali saat hari-hari biasa karena semua memiliki kesibukan masing-masing. Jadi, Idul Fitri memang saatnya merekatkan kembali hubungan persaudaraan dalam sebuah pertemuan.
3. Menerima Kunjungan Saudara/Teman
Lebaran juga saatnya membuka diri untuk menerima tamu yang berkunjung ke rumah. Karenanya, di rumah selalu sedia hidangan hari raya, seperti ketupat dan kue-kue.
Satu hal yang menyenangkan adalah selain saudara, ternyata ada teman-teman berbeda agama yang juga hadir bersilahturahmi dan ikut mencoba untuk merasakan ketupat dan hidangan lebaran di rumah. Lebaran menjadikan pertemanan semakin akrab dan meningkatkan rasa toleransi.Â
4. Nonton tayangan film bioskop/televisi
Lebaran jika anggaran tak begitu banyak, bisa dilakukan dengan nonton tayangan film di bioskop dan televisi. Selama lebaran, biasanya sejumlah tayangan televisi menapilkan acara-acara yang berkaitan seputar hari raya. Ada juga pemutaran film yang sudah pernah tayang di bioskop.