Sandal jepit jelek yang ditemukan oleh seorang bapak di masjid, memang yang digunakannya untuk ke masjid. Lita lupa telah menggunakannya karena sudah terburu-buru. Adzan Isya hampir datang dan asal pakai sandal jepit yang memang sudah jelek.Selain itu, dia pun antara malu mengakui sandal jepit jelek dan takut dimarahi ibunya di depan orang lain.
Ibunya membelalak. "Jadi kamu sudah membuat heboh orang-orang di masjid?" sambil geleng-geleng kepala.
Saat pencarian sandal jepit dilakukan, ada orang yang bilang kemungkinan ada pencuri sandal di masjid. Jika tidak, ada yang berusaha menukar sandal yang bagus dengan yang jelek. Sejumlah dugaan muncul. Termasuk kemungkinan ada yang lupa memakai sandal orang. " Di masjid itu bisa jadi ada yang niat. Berangkat pakai yang jelek tapi pulangnya pakai yang bagus." kata salah seorang anak muda.Â
Saya yang mendengar 'pengakuan dosa' ponakan bernama Lita, mau tidak mau tersenyum. Pantas saja, agak sedikit mengenali meski tak bisa memastikan sandal jepit jelek yang ditemukan. Ternyata sepasang sandal jepit bisa membuat heboh di malam hari usai tarawih.
Namun, peristiwa sandal jepit yang terjadi usai shalat tarawih bulan puasa tahun lalu itu, memberikan pelajaran. Selalu positif itu yang utama. Jangan langsung berpikir ada pencuri sandal jepit. Jangan pula menduga ada yang berniat untuk mengganti sandal.
Buat ponakan saya, dia menjadi lebih hati-hati. Sekarang, dia selalu menitipkan di tempat yang sudah disediakan alas kaki yang digunakannya ke masjid. Semua anggota keluarga di rumah juga lebih peka memperhatikan kondisi sandal atau sepatu yang digunakan.
Lalu bagaimana nasib sandal jepit jelek di masjid? Sandal itu tak pernah diambil.
Sandal jepit, oh... sandal jepit.... Janganlah kau menghilang!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI