Penonton harus menerima dengan pikiran terbuka semua joke yang ada. Tidak ada ruang untuk baper karena tak ada tujuan untuk melakukan penghinaan atau pelecehan atas apapun.
Stand Up Comedy yang dilakukan semata-mata hanya demi hiburan. Meski menyoal masalah sosial, lingkungan keseharian, politik, bahkan agama, tidaklah berarti dimaksudkan untuk menyerang suatu pihak.
Joshua Suherman, salah satu pengurus Majelis Lucu Indonesia dalam press release mengatakan, acara Stand Up Comedy bertema Stand Up Local Day bertujuan memperbaiki ekosistem industri komedi di Indonesia, baik dari sisi kualitas dan juga kuantitas. Selain juga untuk mengembalikan tawa dan keceriaan di masyarakat.
Saat ini tidak jarang orang ataupun suatu kelompok mudah tersinggung ataupun marah, termasuk melalui media sosial. Lewat ruang humor seperti Stand Up Comedy, semua bisa bebas bicara tanpa perlu takut-takut.Â
Ya, merekalah penonton yang tersortir dengan sendirinya. Sebuah acara off air yang pastinya jauh berbeda, bila dibandingkan dengan acara on air yang ditonton oleh lebih banyak jumlah orang.
Satu hal yang pasti, memang perbedaan itu selalu ada dalam bentuk apapun. Termasuk halnya dalam menyampaikan guyonan yang mengangkat masalah sensitif dan satir, yang  belum tentu bisa diterima oleh setiap orang.
Meski demikian, perbedaan tidaklah harus menjadi pemicu suatu masalah. Perlu kedewasaan sikap dan cara berpikir yang terbuka agar bisa mengembalikan tawa tanpa rasa baper. Tanpa tersulut emosi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H