Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengembalikan Tawa Tanpa Baper melalui "Local Stand Up Day"

10 April 2018   22:45 Diperbarui: 11 April 2018   03:41 3440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meski berlangsung enam jam, penonton tetap betah mengikuti Stand Up Comedy bertema Local Stand Up Day. Lapar? Ada yang jualan kok... (dok.windhu)

Para komika sesuai dengan genre yang dibawakannya, menyampaikan permasalahan sosial dan  kemasyarakatan yang sedang terjadi, politik, maupun perilaku pemeluk agama yang kerap muncul belakangan ini.

Penonton menyimak dengan antusias para komika beraksi di panggung Local Stand Up Day (dok.windhu)
Penonton menyimak dengan antusias para komika beraksi di panggung Local Stand Up Day (dok.windhu)
Keresahan-keresahan yang ada dan mengemuka di tengah masyarakat, diangkat dengan mengena langsung  oleh para komika satu demi persatu. Misalnya saja komika Gilang yang menyoroti  toilet umum yang ada di sepanjang rute sebuah perjalanan bus. Acapkali kondisi  toiletnya becek dan kotor.

Toilet  yang kotor tentu saja menimbulkan rasa jijik karena harus berhati-hati dalam berjalan. Meski tertulis gratis, seringkali tak seperti itu. Padahal, toilet yang kotor -toilet SPBU- merupakan cerminan dari tingkat kebersihan dan bisa menjadi sebuah penilaian dalam pandangan orang. Apalagi jika dibandingkan dengan negara lain.  

Sadana Agung, dalam genre kearifan lokal mengangkat bahasan mengenai keunikan yang ada di daerah. Sebuah cita-cita dusun melek teknologi, yang akan berkaitan dengan pariwisata. Namun, kenyataannya saat ini masih banyak hal yang dipersiapkan dan dibenahi.  

Begitupun halnya dengan hal tabu seperti yang menyangkut soal hal berbau obrolan dewasa yang diungkapkan begitu saja tanpa ditutupi. Cenderung tak etis, meski mau tak mau terkadang demikianlah memang adanya.

Genre Dark and Blue, merupakan genre yang paling sensitif karena bersinggungan soal agama tanpa menyudutkan suatu agama. Penonton diajak merenungi sikap perilaku pemeluk agama, yang  ada benarnya juga dalam lingkungan keseharian. 

Gubernur DKI Jakarta mengaku tak baper meski kebijakannya dikritisi komika dalam roasting Pandji Pragiwaksono (dok.windhu)
Gubernur DKI Jakarta mengaku tak baper meski kebijakannya dikritisi komika dalam roasting Pandji Pragiwaksono (dok.windhu)
Gubernur Pun Enggan Baper

Nah, bila dalam empat genre sebelumnya  setiap komika tampil di panggung bergantian satu per satu, roasting Pandji yang dihadirkan di satu jam terakhir acara disajikan dengan berbeda.

Pandji tidak sendiri. Duduk bersama di atas panggung dengan ke-4 komika yang meroastingnya,  dengan dipandu dua komika MLI Tretan Muslim dan Coki Coki Pardede. Namun, Pandji harus menghadapi roasting yang diajukan Adjisdoaibu, Abdur Arsyad, Rigen Rakelna, dan Uus.

Roasting merupakan salah satu teknik dalam komedi. Dalam Stand Up Comedy, tujuannya semata untuk menghibur. Isi materi atau konten yang disampaikan tentu saja melibatkan orang lain. Inilah yang paling dinantikan para penonton.

Dalam roasting, ada yang menjadi obyek yang tak luput dari celaan dan nada menjatuhkan dari para komika. Namun kalimat atau jokes yang disampaikan, bisa mengundang tawa penonton.  Pandji merupakan obyek roasting malam itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun