Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"24 Hours To Live", Misi Harus Tuntas dalam Hidup yang Tersisa 24 Jam

7 Februari 2018   10:17 Diperbarui: 7 Februari 2018   10:42 883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Agen interpol Hongkong Lin yang pernah menembak mati Travis (dok. www.imdb.com)

Aksi Laga Penuh Darah

Film 24 Hours To Live produksi Saban Film ini, sejak tayang pembuka penuh dengan aksi laga. Kebut-kebutan mobil dengan menabrak semua yang berada di jalan dan dinding tembok. Tembak menembak senjata. Peluru yang berdesing kesana kemari. Puluhan orang jatuh tertembak dan mati bergelimpangan.

Ya, jadi  siapa pun yang menonton film ini harus siap-siap melihatnya. Darah yang bercipratan hingga ke wajah, akibat aksi tembak menembak yang nyaris ada di sepanjang film berdurasi  1 jam 33 menit ini.

Adegan tembak menembak ada di sepanjang film 24 Hours To Live (gmbar:www.imdb.com)
Adegan tembak menembak ada di sepanjang film 24 Hours To Live (gmbar:www.imdb.com)
Meskipun aksi laga, film ini menyisipkan unsur sisi manusia yang menyentuh. Bahkan bisa dibilang cukup melankolis tatkala Travis selalu saja berhalusinasi tentang istri dan anaknya Jim yang telah tewas secara tragis.

Bayang-bayang istri dan anaknya selalu saja hadir setiap kali Travis menjalankan aksinya. Travis digambarkan sebagai ayah yang bertanggung jawab dan sangat mencintai keluarganya.

Dia pun dekat dengan ayah mertuanya. Travis memiliki penyesalan mendalam karena tidak bisa menyelamatkan keluarganya. Memberikan waktu yang cukup saat anak dan istrinya masih hidup. Luput mementingkan keluarganya semata demi tugas berbahaya yang dilakukannya dan mendapatkan bayaran uang yang banyak.

Sertakan Banyak Stuntman

Film 24 Hours To Live bisa dibilang merupakan film yang menjadi pengobat rindu bagi siapa pun penyuka aksi laga Ethan Hawke. Film ini mulai tayang mulai 7 Februari 2018 di jaringan bioskop seluruh Indonesia, mulai dari Cinemaxx Theatre, CGV Cinema, dan FLIX Cinema. Ethan, lelaki tegap bertubuh besar  179 cm ini memang sudah membintangi puluhan film sejak berkecimpung dalam dunia peran mulai tahun 1985.

Ethan sebelumnya bermain di film Boyhood (2014) dan Training Day (2001). Juga di tiga film drama berjudul tiga Before, yakni Before Sunrise (1995),  Before Sunset (2004), dan Before Midnight (2013). Ethan merupakan sosok multi talenta asal Amerika, yang pernah dinominasikan di Academy Awards sebagai aktor, penulis, bahkan sutradara.

Travis Conrad mencoba untuk selesaikan misi yang harus selesai dalam 24 jam hidupnya yang tersisa. (gambar:www.imdb.com)
Travis Conrad mencoba untuk selesaikan misi yang harus selesai dalam 24 jam hidupnya yang tersisa. (gambar:www.imdb.com)
Menyaksikan 24 Hours To Live bersama rekan-rekan komunitas penggemar film Komik dalam screening film yang digelar di Cinnemax Plaza Semanggi Senin 5 Februari, saya melihat jika dalam film laga berbumbu drama dengan bintang Ethan Hawke, tak melulu mengenai lelaki tangguh berotot yang selalu memegang senjata dan selalu melakukan adegan tembak menembak penuh darah.

Film mampu menonjolkan sisi humanis sebagai manusia dan sebagai seorang ayah. Halusinasi kehadiran anak istri yang telah meninggal berpadu dengan penggambaran betapa canggih dan modernnya markas Gunung Merah. Bahkan gambaran sisi hati seorang sahabat lama pun hadir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun