Kikuo Ibe kemudian dikenal sebagai Father of G-SHOCK. Bapaknya G-SHOCK ini berhasil mengeluarkan inovasi desain hollow case. Tekadnya untuk menghasilkan jam tangan G-SHOCK yang memiliki ketangguhan tercapai.
Jam tangan G-Shock yang dipasarkan di di Amerika Serikat langsung mencuri perhatian warga Amerika. Jam tangan tangguh dan tahan banting produksi Jepang ini, mulanya justru lebih dikenal di negara paman sam itu ketimbang Jepang.
Kenapa? Â Karena kuran jam tangan yang besar dan kokoh cocok dengan pergelangan tangan banyak pria Amerika. Terutama pada penggemar kegiatan luar ruangan, dan petugas pemadam kebakaran serta petugas polisi.
Bagi banyak orang, terutama generasi masa kini, jam tangan bukan lagi hanya sekedar penunjuk waktu. Meskipun saat ini memasuki era smartphone yang dilengkapi dengan penunjuk waktu, keinginan orang untuk memiliki sebuah jam tangan tidak pernah pudar.
Jam tangan sudah menjadi bagian mode. Ragamnya pun mulai bermunculan mulai dari yang stainless stell hingga yang sporty. Jam tangan yang melingkar di tangan membuat seseorang lebih elegan. Lebih tampak gaya.Banyak yang menyelaraskan jam yang digunakan dengan pakaian yang sedang dikenakan.Â
Buat para professional, ada kebanggaan tersendiri memiliki dan menggunakan jam tangan untuk menunjang kegiatan. Jam tangan membuat gengsi orang meningkat saat orang lain tahu jam yang digunakan memiliki kualitas yang tidak biasa.
Bahkan mampu menaikkan gengsi dan membuat seseorang tampak berkelas ketika jam tangan yang digunakan memiliki harga di atas rata-rata kebanyakan. Harga jam atas merek tertentu tidak lagi menjadi soal. Banyak orang yang tetap menginginkan dan bermimpi memiliki jam yang sudah terkenal dan bermerek tertentu.
Saat kedatangan Kikuo Ibe di Jakarta, pengunjung dibuat terkesima dengan daya tahan jam G-HOCK. Sebbuah lomba untuk memasukkan jam tangan G-SHOCK dengan cara dilempar agar bsa masuk ke dalam lubang, telah menunjukkan daya tahan yang dimiiliki G-SHOCK