Indonesia.... Indonesia.... Indonesia....
Tepukan tangan penonton yang membahana, beradunya dua buah balon tepuk yang disatukan sehingga menimbulkan kemeriahan bunyi, dan teriakan eaa eaa eaa saat pertandingan. Tingkah laku para penonton bulutangkis Indonesia memang unik. Berteriak dan bersorak. Terkesan gaduh, namun begitulah cara menunjukkan dukungan dan kecintaan terhadap tim merah putih untuk menang.
Dukungan suporter semata untuk memberikan semangat kepada para pebulutangkis pujaan yang sedang bertanding. Teriakan eaa yang sama bisa jadi akan ada pada ajang BCA Indonesia Open Super Series Premier 2017, yang digelar tujuh hari mulai Senin 12 Juni hingga Minggu 18 Juni 2017 di Plennary Hall Jakarta ConventionCentre (JCC).
Sebuah perhelatan bulutangkis kelas dunia, yang wajib diikuti oleh atlet bulutangkis di peringkat dunia. Sebanyak 310 pebulutangkis yang berasal dari 21 negara akan berlaga di turnamen bergengsi yang berhadiah total senilai USD 1.000.000 (satu juta dollar) atau lebih dari Rp. 13,5 Milyar.
"Indonesia pendukungnya ramai banget  dan rusuh. Beda dibandingkan dengan negara yang lain yang paling cuma tepuk tangan doang," kata Gloria, dalam talkshow blogger gathering BCA Indonesia Open, yang digelar di Grand Indonesia, Rabu 7 Juni 2017.
Sebuah talkshow yang berlangsung penuh keakraban dengan susunan tempat duduk melingkar, sehingga bisa saling memandang. Talkshow menjelang berbuka puasa ini menghadirkan perwakilan Rizali Zakaria (Vice President CSR BCA), Achmad Budiharto (Sekjen PBSI).
Selain itu, dua atlet yang akan berlaga di BCA BIOSSP, yakni Ihsan Maulana Mustofa (tunggal putra) dan  Gloria Emanuelle Widjaja (ganda campuran). Turut hadir juga legenda bulutangkis Yuni Kartika dalam talkshow berupa diskusi dan tanya jawab, sebelum diakhiri dengan berbuka puasa besama. Penyebarluasan informasi dengan sejumlah tagar, salah satunya #EaaforIndonesia dilakukan selama talkshow.
"Sebetulnya yang membuat kita menjadi the best event in the world, partisipasi dari  audiens juga penentu. Penonton yang membuat suasana sebuah event menjadi lebih hidup," kata  Achmad Budiharto, Sekretaris Jendral Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI)Â
Menurutnya, semula sempat dikhawatirkan jika para pebulutangkis luar negeri takut disoraki. Ternyata justru tidak, mereka malah senang disoraki. Bahkan sangat appreciate karena penonton Indonesia justru sportif.
Penonton Indonesia tidak terlalu fanatik hanya dengan pebulutangkis Indonesia saja. Siapa pun yang menyuguhkan permainan bulutangkis dengan baik akan dihargai oleh penonton Indonesia, baik di dalam atau di luar pertandingan. Inilah yang juga membuat para pemain bulutangkis luar negeri merasa kagum dengan semangat penonton Indonesia.