Membebaskan Kekakuan Adat Kakak Adik
Kartini  tetap mengikuti aturan adat dan ningrat Jawa dengan menjaga adat sopan santun, untuk menghormati kakak-kakak lelaki dan perempuannya.  Berjalan sambil jongkok, berbahasa Jawa kromo, menyembah dengan mempertemukan dua tangan,  dan menjalani ritual pengasapan dupa untuk wangi tubuh.
Namun, dengan kedua adik perempuannya, Kartini membebaskan kekakuan adat sopan santun. Dalam salah satu suratnya kepada Stella E. H Zeehandelar, dengan tegas Kartini mengungkapkan : Di antara kami tidak ada kekakuan, yang terlihat hanyalah persahabatan dan ketulusan hati. Adik-adik beraku-engkau kepada saya dan berbahasa sama dengan saya.
Masih dalam surat Kartini kepada Stella, melalui tulisannya Kartini mengungkapkan banyak yang  mencelanya. Sering disebut sebagai anak-anak tanpa pendidikan, sering melompat-lompat, sering tertawa terbahak-bahak dan memperlihatkan banyak gigi, yang dianggap perbuatan tidak sopan.  Namun, di sisi lain, banyak orang yang terpukau dengan kekompakan dan kebersamaan Kartini dan kedua adik perempuannya.
Pemikiran Melampaui Zamannya
Tidak ada bahan bacaan yang dilewatkan Kartini. Buku, majalah, surat kabar, dan banyak karangan dibacanya. Kartini pun menuangkan buah pikirannya dalam bentuk surat menyurat dan membuat tulisan.Tulisan  Kartini berjudul Perkawinan pada Suku Koja dimuat dalam Bijdragen Koninklijk Instituut. Kartini membuat tulisan mengenai batik membatik untuk Pameran Karya Wanita.
Sosroningrat meyakini suatu saat nanti zaman pasti akan berubah. Bahka ayah Kartini membawa anak-anak perempuannya tampil di muka umum. Menghadiri pertemuan yang dihadiri orang-orang Belanda
Meski demikian, ayah Kartini masih belum dapat mengizinkan saat Kartini meminta pendidikan yang lebih tinggi. Hadangan timbul dari saudara-saudaranya, yang khawatir nantinya perempuan ingin jadi bupati. Â Â
Selain tulis menulis, Kartini, Roekmini, dan Kardinah memajukan kerajinan ukiran di wilayah Jepara dengan mengenalkan melalui pameran dan menyalurkan pesanan ke luar ngeri. Para pengrajin pun diajarkan berbagai motif ukiran. Hingga kini, Jepara sangat dikenal dengan bagusnya ukiran.