Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Serunya Mengunjungi Proyek MRT Jakarta!

14 Maret 2017   13:47 Diperbarui: 15 Maret 2017   02:01 5011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pekerja proyek MRT mengangkati trey kabel (dokpri)

“Mbak, kemarin ke MRT-nya bagaimana?  Seperti apa?” pertanyaan itu datang dari teman saya, saat mengetahui saya berkunjung ke terowongan bawah tanah Mass Rapid Transportation (MRT).

Mengunjungi  terowongan bawah tanah MRT merupakan pengalaman tersendiri bagi seorang masyarakat biasa, seperti saya. Tidak semua orang mendapatkan kesempatan untuk menjelajahinya. MRT atau angkutan cepat terpadu, sebuah proyek  transportasi bergengsi di Indonesia. Sudah pasti banyak membuat masyarakat penasaran seperti apa dan bagaimana sesungguhnya bila merasakan sendiri masuk ke kedalaman bumi. Maka tak heran, keingintahuan masyarakat pun menggebu.

Alat pelindung diri seperti helm, rompi, dan sepatu harus diperhatikan setiap pengunjung proyek MRT (dokpri)
Alat pelindung diri seperti helm, rompi, dan sepatu harus diperhatikan setiap pengunjung proyek MRT (dokpri)
Ya, saat rombongan kunjungan MRT kami masih berada di dalam jalan proyek, baru beberapa meter beranjak naik dari permukaan terowongan bawah tanah stasiun Setiabudi,  saat rombongan kunjungan lain sudah menunggu. Mereka memiliki niat serupa, yakni ingin menjelajah perut bumi.

Segera, kami melepaskan alat pelindung diri yang kami kenakan sebelumnya mulai pukul 8.30. Helm, rompi, dan sepatu proyek. Alat pelindung diri ini harus dikenakan rombongan pengunjung lain.  “Maaf, ya. Soalnya sudah ditunggu rombongan yang lain,” ujar petugas MRT yang mendampingi kami.

Menurut seorang petugas MRT, antusias masyarakat untuk kunjungan MRT sangat tinggi. Pihak MRT sendiri membuka selebarnya kesempatan untuk itu setiap hari Kamis, seminggu satu kali.

Memasuki lingkungan proyek, gunakan sepatu boots (dokpri)
Memasuki lingkungan proyek, gunakan sepatu boots (dokpri)
Itu pun belum tentu pasti langsung terlaksana segera. Jadi harus agak bersabar. Dalam satu hari, katanya, dijadwalkan hanya empat kunjungan dengan maksimal tak lebih 20 orang. Namun kenyataannya, yang mendaftar sampai belasan dalam satu hari. Sudah pasti jadwal kunjungan pun menjadi sudah penuh untuk dua bulan ke depan.

Saat melihat di akun twitter @mrtjakarta memang ada saja masyarakat yang bertanya bagaimana caranya mengunjungi proyek MRT. Sebenarnya,  untuk perkembangan pengerjaan MRT juga dapat diketahui dari website dan twitter MRT. Namun, tetap saja rasanya berbeda jika sebagai masyarakat, dapat melihat langsung kondisi bawah tanah MRT.  

Namun,  perlu diingat bukan berarti MRT menerima pendaftaran satu persatu orang untuk peserta kunjungan, lho ! Umumnya yang diterima kunjungan berasal dari suatu kelompok, seperti yang berkaitan dengan kontraktor, komunitas media dan blogger, komunitas fotografi.  Pastinya yang ingin berkunjung, bisa melayangkan surat permohonan kepada pihak MRT.

Menyaksikan pembongkaran mata bor Mustika Bumi yang telah selesai pengerjaannya, Kamis (2/3). (foto:riapwindhu)
Menyaksikan pembongkaran mata bor Mustika Bumi yang telah selesai pengerjaannya, Kamis (2/3). (foto:riapwindhu)
Kenapa berkelompok seperti itu? Katanya, agar lebih tertata dan tentu saja dapat memberikan informasi kepada masyarakat yang lain. Misalnya saja, komunitas blogger dan media, yang pastinya dapat menginformasikan ke masyarakat mengenai perkembangan MRT dan seperti apa kondisi di dalam perut bumi, melalui tulisan atau laporan yang dihasilkannya.

Mendapatkan pengalaman, menyaksikan, dan mendapatkan informasi yang menarik langsung pada 4 Maret 2017 lalu,  merupakan kesempatan luar biasa . Kami berkumpul di Setiabudi, sebelum turun ke bawah dari permukaan melalui tangga melingkar sekitar 25 meter ke dasar lantai proyek MRT.

Terowongan MRT (dokpri)
Terowongan MRT (dokpri)
Rasa ingin tahu proyek MRT memang tinggi. Apalagi, Presiden Joko Widodo, didampingi Gubernur DKI Jakarta Pak Basuki, Presdir MRT Jakarta dan beberapa menteri Kabinet Kerja meninjau proyek MRT di stasiun Setiabudi pada 23 Februari lalu, usai pembuatan terowongan bawah tanah fase I dinyatakan selesai.

Nah saat berkunjung, menggunakan alat pengaman diri (APD) merupakan hal yang wajib bila berada di dalam lingkungan proyek. Karena itu, semua yang datang  wajib menggunakan helm, rompi, dan sepatu proyek. Kalau pekerja, malah perlu melengkapinya dengan sarung tangan dan tali jika bekerja di ketinggian.

Salah seorang perempuan calon pengunjung terowongan MRT, yang jadi barengan saya, nyaris nggak diperkenankan masuk ke dalam lingkungan proyek. Dia menggunakan sepatu fantovel perempuan, yang sudah pasti tidak pas dan tidak bisa digunakan di lingkungan proyek.

Para pekerja proyek MRT mengangkati trey kabel (dokpri)
Para pekerja proyek MRT mengangkati trey kabel (dokpri)
Minimal gunakan sepatu kets. Untunglah, saat itu masih ada sepatu proyek, jadi kegiatan tinjauan lapangan tetap bisa dilanjutkan. Waduh, sayang sekali kalau sampai jauh-jauh datang, batal berkunjung. Nggak asyik juga, kalau ada teman yang seharusnya bareng sampai batal cuma karena sepatu. Oh ya, selain sepatu. sebaiknya membawa tas yang tak mudah terlepas.

Paling aman sih pakai ransel. Jangan tas yang dicangklong di pundak, apalagi tas tangan. Nanti isi tas juga diperiksa dulu untuk memastikan tidak membawa suatu hal yang dianggap mencurigakan.

Sesuai dengan arahan dari petugas MRT yang mendampingi kami, secara beriringan dan tetap dalam satu barisan, kami yang bersepuluh orang dan dua pendamping MRT,  mulai memasuki bawah MRT.  Tidak boleh terpencar dengan wanti-wanti karena jika terjadi sesuatu sudah pasti sebagai pengunjung tidak akan tahu jalur evakuasi.

Pekerja MRT di setasiun Setiabudi (dokpri)
Pekerja MRT di setasiun Setiabudi (dokpri)
Kami langsung mengambil  sejumlah foto, mengajukan sejumlah pertanyaan untuk mendapatkan penjelasan dari petugas MRT yang mendampingi.  Para pekerja  di terowongan MRT tampak sibuk dengan tugasnya masing-masing.

MRT dibangun dengan double tunnel (dua terowongan) . Masing-masing terowongan merupakan single track. Dua buah terowongan besar  terlihat di lokasi proyek MRT yang luas langsung terlihat.

Saat kunjungan, saya dan teman-teman menyaksikan kegiatan pembongkaran mata bor mustikabumi 2 di Stasiun Setiabudi.  Selesai sudah pekerjaan empat mata bor yang telah bekerja non stop selama 24 jam kecuali hari minggu untuk perawatan. Keempat bor, yakni Antareja 1, Antareja 2, Mustikabumi 1 dan Mustikabumi 2. telah bertemu di Stasiun Setiabudi.  

Tunnel MRT yang akan dicor (dokpri)
Tunnel MRT yang akan dicor (dokpri)
Bertemunya empat mata bor itu menandakan pekerjaan struktur bawah tanah telah selesai 80 %. Sementara secara keseluruhan pengerjaan MRT Jakarta telah selesai 65 %.

Total panjang terowongan yang dikerjakan oleh bor-bor itu sekitar 1.400-2.600 meter dengan diameter setinggi  6,69 meter. Bor Mustikabumi 1 dan 2  telah melakukan penggalian untuk pembuatan terowongan jalur bawah tanah MRT dari arah Bundaran HI ke Stasiun Setiabudi sejak awal Maret 2016. Sedangkan bor Antareja I dan Antareja II bekerja sejak September 2015 dari arah Patung Pemuda ke Setiabudi.

Buat saya, ternyata saat berada di lingkungan proyek cukup panas hawanya dan membuat berkeringat. Namun, para pekerja terlihat terbiasa. Sejumlah pekerja mengangkati trey (untuk kabel) yang panjang dan berat  secara bergantian.  Mereka tetap terlihat professional kendati ada kelompok masyarakat yang sedang mengunjungi terowongan bawah tanah MRT. Bulir-bulir keringat terlihat di dahi dan kening pekerja.

Terowongan MRT Setiabudi (dokpri)
Terowongan MRT Setiabudi (dokpri)
MRT Jakarta fase I  Lebak Bulus – Bundaran HI  dengan jarak 16 kilometer, diharapkan sudah dapat beroperasi Maret 2019. Nantinya, stasiun Dukuh Atas akan menjadi lokasi transit transportasi publik, yakni MRT, LRT, Trans Jakarta dan Commuterline PT KAI.

Bila semua moda transportasi publik ini sudah terintegrasi, masyarakat Jabodetabek yang tadinya menggunakan kendaraan pribadi, pasti akan tertarik menggunakan kendaraan umum. Senang sekali, saya membayangkan Jakarta yang bebas macet.  

Berada di proyek MRT, saya melihat ruangan-ruangan bawah tanah yang sangat luas. Sebanyak 13 stasiun MRT ke depannya akan dilengkapi sejumlah fasilitas publik dan sentra bisnis untuk memenuhi gaya hidup para pengguna transportasi umum ini.    

Proyek MRT (dokpri)
Proyek MRT (dokpri)
Untuk masuk stasiun MRT nantinya juga ada jalur pedestrian yang luas dan ramah untuk difabel, yang dilengkapi dengan tangga, eskalator dan elevator. Jalur Lebak Bulus-Bundaran HI  rencananya akan melayani 173.400 penumpang  setiap hari. Tersedia 16 kereta, yakni 14 kereta yang beroperasi dan 2 kereta cadangan. Waktu tempuhnya hanya 30 menit dengan jarak antar kereta lima menit sekali.

Menyenangkan sekali jika semua itu sudah terlaksana. Menempuh perjalanan dari suatu tempat ke suatu tempat mudah, cepat, dan bebas macet. Nggak sabar rasanya ingin cepat jadi.  Apalagi, saya punya kenangan keseruan pernah berkunjung di terowongan bawah tanah MRT saat belum selesai !  

Catatan :

MRT mulai dibangun pada tahun 2013. Membentang sepanjang 110 kilometer, dari Utara-Selatan dan Barat-Timur.

Fase I  Lebak Bulus – Bundaran HI sepanjang 16 kilometer, diharapkan dapat beroperasi 1 Maret 2019.

Fase 2 Bunderan HI – Ancol Barat sejauh 13,5 km. Diharapkan selesai pada tahun 2021.

Fase ketiga rute Cikarang – Balaraja sepanjang 87 km. Mulai dibangun 2020 dan akan selesai sekitar 2024-2027.

Sumber tambahan : situs Jakarta Smart dan twitter @mrtjakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun