Sebuah pasar adalah saksi hidup perjalanan manusia, baik dari sisi penjual maupun pembeli seperti saya, yang dapat berlangsung sejak puluhan tahun. Betapa saling mengaitnya kebutuhan yang saling melengkapi. Untuk berbelanja di pasar, tidaklah perlu berbaji sangat rapi. Mengenakan sandal jepit, bercelana pendek, maupun berdaster pun jadi.
Saya ingat pernyataan Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita, saat menghadiri bertajuk “Festival Pasar Rakyat – Merayakan Harmoni Kehidupan”, yang diselenggarakan Yayasan Danamon Peduli didukung Kompasiana, pada 21 Desember 2016 lalu bertempat di Bentara Budaya Jakarta.
Engartiasto Lukita menyatakan mengutamakan keberadaan pasar rakyat, utamanya pasar tipe C. Terlebih dengan adanya rencana revitalisasi hingga 5000 pasar di era pemerintahan Presiden Jokowi.
Dalam diskusi-diskusi yang berlangsung saat itu membicarakan urgensi hari pasar rakyat nasional, semakin menyatakan pentingnya sebuah keberadaan pasar rakyat untuk dilestarikan. Walikota Balikpapan kala itu menerapkan sistem saling melengkapi antara pasar tradisional dengan pasar modern sekelas hypermart sehingga dapat seiring berjalan.
Dalam buku Menguak Pasar Tradisional yang mengupas 10 pasar tradisional di Indonesia, yang dikeluarkan oleh Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013, disebutkan sebuah pasar tradisional adalah potret realitas suatu bangsa. Dari segi budaya bangsa, merupakan hasil budaya manusia secara individu ataupun komunal di suatu wilayah. Pasar merupakan realitas sosial yang mengambarkan identitas suku bangsa.
JJ Rizal, salah seorang penulis buku tersebut yang hadir dalam diskusi mengatakan, pasar memiliki kekhasan yang tidak mungkin ditemui di pasar-pasar modern. Hal itulah yang membuat keberadaan pasar bertahan. Seperti halnya pasar Senen, yang terkenal dengan pasar kue subuhnya. Jika di Kalimantan, lantaran kondisi geografis, terkenal dengan pasar terapungnya.
Ya, pasar rakyat atau pasar tradisional memang sampai kapan pun tak akan tergantikan pasar modern. Belanja ke pasar selalu meninggalkan nostalgia. ada interaksi antara penjual dan pembeli. Ada keakraban yang dijalin. Tidak sekedar proses jual beli. Seperti yang saya alami sendiri.