Siapkan serangan bila terjadi penarikan tangan (dokpri)
Menyesuaikan dengan kondisi, ada baiknya bila terjadi tarik menarik ikuti dulu dan jangan melawan. Namun, tetap menyiapkan serangan. Sore itu, para
ladiesiana diajarkan teknik bercermin dan menggaruk untuk melumpuhkan laki-laki yang mengganggu. Begitu pun halnya dengan menggunakan alat bantu tongsis.
Setelah memeragakan di atas panggung, secara berpasangan dua orang, setiap ladies bergantian harus praktik bela diri dengan memerankan jadi korban dan pelaku kejahatan. Wah, ternyata teknik bercermin dan menggaruk efektif, lho! Cukup berasa sakitnya sehingga membuat cengkraman tangan bisa terlepas !
gunakan teknik bercermin (dokpri)
Kenali titik lemah lawan/laki-laki (dokpri)
Coach Eko Hendrawan menghampiri setiap pasangan latihan dan membetulkannya bila ada yang kurang tepat. Saat itu, ada yang bertanya, bagaimana kalau tidak sempat mengeluarkan benda di dalam tas?
Kalau ini, tentu saja ada pada kemampuan prediksi atau membaca situasi. Perempuan harus peka terhadap lingkungan. Selalu ada jarak tertentu sebelum korban berada langsung di depan korban. Kewaspadaan harus tetap ada meskipun dengan orang yang sudah dikenal. Bila tidak memungkinkan, berlari pun bisa dilakukan.
Ingat kasus Yuyun? Ada pelaku yang ternyata kenal dengan korban. Meski tak semua, sejumlah kasus yang terungkap pun ternyata juga memperlihatkan kejahatan atau pelecehan bisa dilakukan oleh orang yang dikenal ataupun orang dekat.
Melepaskan tangan lawan yang mencengkeram tangan bisa dilakukan (dokpri)
Jadi, perempuan juga harus pandai menempatkan diri mengenal zona aman. Siaga saat jalan sendirian. Berhati-hati di jalan yang gelap. Kalau naik kendaraan bermotor, sebaiknya tas diletakkan di tengah. Jika menggunakan ransel, lebih baik diletakkan di depan badan.
Contoh-contoh ini hanya beberapa saja. Semuanya itu tetap perlu latihan agar peka membaca situasi. Ya, pengenalan self defense yang hanya sekali dengan durasi dua jam belumlah mencakup semuanya.
Tangan dan jemari tangan juga bisa digunakan untuk membela diri (dokpri)
Dengan bela diri praktis WSDK, perempuan bertubuh kecil pun bisa mengatasi pelaku yang badannya lebih besar (dokpri)
Namun, buat saya dan para ladiesiana yang datang sore itu sungguh menyenangkan dan terbantu karena tahu sejumlah trik. Sayangnya, di Jakarta WSDK tidak ada. Beberapa perempuan, menurut coach Eko melaju dari Jakarta ke Bandung untuk ikut latihan. Ah, semoga saja komunitas Ladiesiana semakin memberdayakan anggotanya. Tutup tahun bermanfaat dari Ladiesiana dengan belajar bela diri. Sebelum kegiatan dimulai, para ladiesiana sudah menikmati kudapan dan minuman yang tersedia.
Saya terkesan dengan sugesti memunculkan keberanian dan keyakinan dalam diri perempuan supaya mampu melawan pelecehan atau tindakan kejahatan yang mungkin dialami. Sugesti yang dilakukan sebelum dan sesudah latihan itu begitu mengena bagi kaum perempuan sehingga memunculkan kekuatan sekaligus berpikir positif. Lembut bukan berarti lemah. Di dalam kelembutan tersimpan kekuatan !
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Lihat Sosbud Selengkapnya
Jalan Braga Bandung, Ketika Bebas Kendaraan!
7 bulan yang lalu