Tambah ngeri jika membaca berita-berita mengenai pelecehan dan kekerasan terhadap perempuan. Dengan mengetikkan kata pelecehan di mesin pencari google, segera bermunculan banyak artikel dari berbagai situs.
Semakin sesak, jika teringat kasus pemerkosaan berkelompok yang berujung kematian Yuyun, remaja asal Rejang Lebong, Bengkulu tahun 2016 ini. Kasus ini mampu menggerakkan orang untuk mengutuk perbuatan biadab dan para pelaku yang keji.
Seperti yang dikutip dari Kompas.Com, Â Komnas Perempuan menyampaikan, sebanyak 16.217 jumlah kasus dapat didokumentasikan dari 232 lembaga mitra Komnas Perempuan di 34 provinsi. Kekerasan terhadap perempuan yang paling menonjol kekerasan terjadi di ranah personal. Â
Catatan tahunan yang disampaikan terkait dengan hari perempuan Internasional 8 Maret 2016 itu  menunjukkan terjadi kenaikan data jenis kekerasan seksual di ranah personal dibanding tahun sebelumnya, yakni 11.207 kasus. Di ranah komunitas, terdapat 5.002 kasus kekerasan terhadap perempuan. Sebanyak 1.657 kasus di antaranya jenis kekerasan seksual.
Bela Diri Pakai Apa?
Beragam pertanyaan diajukan para perempuan Ladiesiana. Mulai dari bagaimana cara melindungi diri, mengatasi rasa takut yang muncul saat ada kejahatan, memiliki postur tubuh perempuan yang lebih kecil dari laki-laki, hingga dengan alat apa perempuan bisa membela diri?
Bela diri yang diajarkan benar-benar praktis tapi bisa melumpuhkan. Jauh dari kesan yang sulit dan menakutkan. Malahan menyenangkan dan mudah bisa dilakukan asal tahu caranya. Coach Eko Hendrawan memeragakannya langsung dengan bantuan Satto Raji, yang pura-puranya menjadi pelaku kejahatan di atas panggung Mitra Terrace. Kompasianer Yayat memandu acara.
Women Self Defense Kopo Ryu (WSDK) yang diajarkan coach Eko, tidak sekedar menendang dan menangkis. Dalam WSDK, ada yang dikenal 4 P, yakni
1. Pray atau kekuatan doa