Bonus demografi, yang ditandai dengan banyaknya penduduk usia produktif, menurut Anggawira, harus cermat diperhatikan agar tidak jadi malapetaka ke depannya. Saat ini Indonesia hanya punya 1,6 % pengusaha dari total jumlah penduduk. “Sangat nggak mungkin mencapai pertumbuhan ekonomi 6, 7, atau 8 % kalau tidak menggerakkan ekonomi berbasis wirausaha muda,” kata Anggawira.
Memang diakui Anggawira, para orang tua di Indonesia lebih mendorong anak muda untuk menjadi pegawai negeri sipil dan pegawai swasta. Padahal, negara yang maju mempunyai pengusaha minimal 2%. Untunglah di era 2000-an, ketertarikan terhadap dunia enterpreneur mulai terbuka. Pemerintah pun mendukung geliat dunia UMKM.
Mengenai ketergantungan ekspor komoditas, Indonesia hingga sekarang belum bergeser. Industri di Indonesia belum tumbuh dan belum bernilai tambah. Belum bisa menggarap produk turunan dengan baik.
Anggawira berdasarkan data Intrancen 2014 menyebutkan, ekspor komoditas Indonesia (79,6%) tertinggi kedua di ASEAN setelah Brunei (91,4 %). Sementra Malaysia eskpor komoditas (30,2%) dan Singapura (17,9%).
Lantaran harga komoditas turun, pertumbuhan ekonomi Indonesia pun terpengaruh turun.Produk-produk yang diekspor merosot karena pertumbuhan ekonomi dunia melemah. Dampaknya, jumlah produk yang dijual pun menurun.Penurunan harga komoditas berpengaruh signifikan pada perekonomian Indonesia.Tembaga, batu bara, minyak kelapa sawit, karet, nikel, timah, aluminium, kopi yang menjadi andalan, harga komoditasnya menurun. Misalnya saja, Kopi yang semula USD 223 per kg menjadi USD 178 per kg.
Kesenjangan Ekonomi
Dari segi tingkat kemiskinan, Indonesia pun masih cukup tinggi terutama di kawasan timur Indonesia, seperti Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara, Maluku, dan Gorontalo. Tingkat kemiskinan ini bertalian dengan kondisi infrastruktur, jangkauan, dan akses.
Rasio Gini nasional yang meningkat, memperlihatkan ketimpangan di pedesaan dan perkotaan. Penduduk miskin berkurang 4,02 juta selama 6 tahun namun kesenjangan bertambah. Sebanyak 10 % orang Indonesia diperkirakan memiliki 77 % kekayaan di Indonesia.