Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengenal Peran Mikroorganisme Alami untuk Pengelolaan Air Bersih di IPA PALYJA Cilandak

14 Desember 2016   23:25 Diperbarui: 14 Desember 2016   23:43 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu Emma Nedi menjelaskan mengenai MBBR (dokpri)

Pada UCD, dilakukan tahapan pengadukan, pengebndapan lumpur/sedimentasi, dan penyaringan air bersih (dokpri)
Pada UCD, dilakukan tahapan pengadukan, pengebndapan lumpur/sedimentasi, dan penyaringan air bersih (dokpri)
Reservoir  

Reservoir atau tempat menampung. Ada dua unit reservoir yang ada dengan kapasiatas 1.000 m3.  Sebelum air didistribusikan di reservoir dilakukan proses pembubuhan chlorine yang dinamakan proses desinfeksi untuk membunuh semua bakteri yang terdapat dalam air bersih yang dihasilkan.

Pembubuhan chlorine atau desinfeksi dilakukan untuk membunuh bakteri dalam air dan diditribusikan ke pelanggan. Keran ini menyala 24 jam 7 hari seminggu untuk mengontrol kualitas air bersih IPA Cilandak (dokpri)
Pembubuhan chlorine atau desinfeksi dilakukan untuk membunuh bakteri dalam air dan diditribusikan ke pelanggan. Keran ini menyala 24 jam 7 hari seminggu untuk mengontrol kualitas air bersih IPA Cilandak (dokpri)
Penggunaan chlorine ini sangat ampuh, menurut Rizky Darmadi. Ada dua reservoir, yakni Reservoir 1  yang menampung air bersih dari olahan Plant lama dan reservoir 2 yang menampung air bersih hasil olahan Plant UCD 720. Kedua hasil olahan plant ini kemudian terkoneksi pipa berdiameter 300 mm sebelum didistribusikan ke pelanggan PALYJA.

Rizky Darmadi, Kepala IPA Cilandak menjamin hasil pengolahan air bersih dari IPA Cilandak sangat layak minum. Meski demikian, ketersediaan air baku pengolahan air  tetap paling utama karena hingga kini masih defisit air bersih sebesar 9.100 liter/detik.. Mengingat polutan terbesar sungai Jakarta berasal dari rumah tangga, sudah saatnya memulai menangani sampah dari rumah untuk air bersih Jakarta!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun