Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menulislah agar Dirimu Abadi Memberi Manfaat

20 November 2016   20:21 Diperbarui: 20 November 2016   20:25 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menulis itu memberikan keabadian walaupun penulisnya sudah meninggal dunia. (dokpri)

Kesukaan dan minat membuat seseseorang tak pernah bosan melakukan sesuatu. Tanpa memikirkan untung dan rugi, bersedia melakukan, bahkan berani berkorban untuk mencapainya.

Itu pula yang dilakukan Ya yat, perempuan penggila pembalap motor dunia Valentino Rossi. Kecintaannya pada olahraga balapan Moto GP telah mewarnai tulisan-tulisannya yang dibuat dari kompasiana. Bahkan, perempuan ini rela merogoh kocek sendiri untuk menonton kejuaraan balap motor di Sepang, Malaysia.

Saat hadir sebagai pembicara di Nangkring Saatnya Warga Menulis, Yayat baru saja tiba semalam dari Malaysia untuk menyaksikan kejuaraan Moto GP, yang kemudian dilanjutkannya dengan memenuhi kegiatan meliput Malaysia Fashion Show dengan sebuah komunitas blogger.

Pengalaman, informasi, dan berita yang telah dijadikan bentuk tertulis, selain di dunia maya, juga dapat dibukukan. Setiap karya tulisan memiliki pembacanya sendiri (dokpri)
Pengalaman, informasi, dan berita yang telah dijadikan bentuk tertulis, selain di dunia maya, juga dapat dibukukan. Setiap karya tulisan memiliki pembacanya sendiri (dokpri)
Bergabung selama tujuh tahun di Kompasiana, passion dan fokus pun tak pernah ditinggalkannya. Lantaran banyak menulis tentang Moto GP dan Rossi, Yayat akhirnya pun memiliki personal branding,  dijuluki dengan sebutan nyonya Vale. Ada Yayat, ada tulisan Moto GP.

Yayat  menyarankan setiap orang harus mencintai topik yang ditulis. Yayat mampu bertahan untuk menulis selama tujuh tahun di Kompasiana karena mencintai segala hal yang berhubungan dengan Moto GP dan Rossi.

Buat yang lain tentu kecintaan yang berbeda terhadap sesuatu. Bisa saja dengan menumbuhkan kecintaan untuk menulis soal kuliner. Setelah ada cinta, maka harus menjaga fokus tulisan. Yayat selalu konsisten melakukannya. Saat balapan sedang off, Yayat menulis yang lain untuk menjaga moodnya.

Yayat, Kompasianer of The Year 2016 menulis dengan passion, fokus pada suatu topik, dan jujur dalam menyampaikannya. Itulah yang membuatnya mampu bertahan menulis di Kompasiana selama 7 tahun (dokpri)
Yayat, Kompasianer of The Year 2016 menulis dengan passion, fokus pada suatu topik, dan jujur dalam menyampaikannya. Itulah yang membuatnya mampu bertahan menulis di Kompasiana selama 7 tahun (dokpri)
Yayat juga menekankan pentingnya kejujuran dalam menulis. Jangan menulis yang tidak diketahui. Jujurlah. Dengan menulis, justru Yayat justru mengetahui banyak hal. Menulis tidak perlu untuk mendapat sebutan sesuatu, seperti blogger.

Dari ketiga pembicara yang juga penulis dalam Nangkring Saatnya Warga Menulis, dapat disimpulkan jika kesempatan untuk menjadi penulis sangat terbuka lebar. Tidak ada alasan untuk tidak menulis saat ini.

Setiap penulis yang memiliki latar belakang keahlian atau pengalaman tertentu justru lebih kuat dalam menyampaikannya. Lebih fleksibel karena menguasai. Seperti diungkap di awal, menulis akan membuat orang dikenang. Abadi dalam memberi manfaat untuk orang lain karena tertulis dan bisa dibaca kapan pun dan oleh siapa pun.  Jadi, yuk menulis!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun