Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mengungkap Teknologi PALYJA Untuk Solusi Air Bersih Jakarta di IPA Taman Kota

18 November 2016   23:59 Diperbarui: 19 November 2016   01:07 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Untuk mencegah intrusi, PALYJA memasang alat pendeteksi air laut di pada pintu air (intake) yang dinamakan Total Dissolve Solid (TDS) Online Analyzer (dokpri)

Namun sayangnya, kata Budi, jumlah yang ada pun tidak cukup. Survei PAM Jaya yang dilakukan bersama 2 operator air bersih, yakni PALYJA dan AETRA menunjukkan adanya defisit ketersediaan air sebesar 9.100 liter per detik.

Budi Susilo, Direktur Customer Service PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA) mengatakan, air bersih merupakan kebutuhan hidup dasar manusia yang tidak bisa menunggu (dokpri)
Budi Susilo, Direktur Customer Service PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA) mengatakan, air bersih merupakan kebutuhan hidup dasar manusia yang tidak bisa menunggu (dokpri)
PALYJA dan AETRA hanya mampu menghasilkan 17.100 liter air per detik, dari kebutuhan air bersih di Jakarta yang mencapai 26.100 liter per detik. Dengan jumlah penduduk yang tinggal di Jakarta mencapau sekitar 10 juta orang, konsumsi air bersih yang dibutuhkan mencapai 100 liter/hari/orang.  Akses air bersih hanya 73,23 % dengan cakupan pelayanan 60 %.

Menurut Meyritha Maryanie, Corporate Communicatuins and Social Responsibility Division Head PALYJA, air baku memegang peranan. Dari keseluruhan total air bersih, sumber air bakunya berasal dari sungai Jakarta (5,7 %) yakni  Sungai Cengkareng Drain (1,7%) dan Kali Krukut (4%). Sementara dari luar kota (94,3%), berasal dari Waduk Jatiluhur (62,5%),  membeli dari PDAM Tangerang, yakni  IPA Serpong (31%), dan Cikokol (0,8%).

Meyritha Maryanie, Corporate Communications and Social Responsibility Division Head PALYJA mengatakan ketersediaan air baku untuk pengolahan air bersih sangat penting (dokpri)
Meyritha Maryanie, Corporate Communications and Social Responsibility Division Head PALYJA mengatakan ketersediaan air baku untuk pengolahan air bersih sangat penting (dokpri)
Pasokan air tersebut jumlahnya tidak bertambah sejak tahun 1998. Pasokan air malahan kadang terganggu limbah ataupun bencana alam tanggul longsor karena merupakan saluran terbuka, seperti di Kanal Tarum Barat (Kalimalang) yang menjadi saluran distribusi air baku Waduk  Jatiluhur.Di sisi lain, defisit air bersih tidak bisa menunggu lama. Air bersih merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus segera dipenuhi.

Optimalkan Produksi dengan Pengembangan Teknologi  

Mengoptimalkan produksi air bersih di instalasi pengolahan air bersih (IPA) menjadi pilihan PALYJA mengingat kondisi dan ketersediaan air baku yang terbatas. Inovasi berbagai teknologi pun dikembangkan. Salah satunya yang dilakukan di IPA Taman Kota dengan menggunakan teknologi Biofiltrasi.

Selain IPA Taman Kota sebagai tempat pengolahan air baku menjadi air bersih dengan produksi 150 liter per detik, PALYJA memiliki 3 IPA lain, yakni IPA 1 Pejompongan (2.000 liter/detik), IPA 2 Pejompongan (3.600 liter/detik), dan IPA Cilandak (400 liter/detik).

Untuk tempat penampungan air bersih sementara yang berasal dari PDAM Tangerang terdapat Distribution Central Reservoir (DCR) 4 sebanyak 2.000 liter/detik dan DCR 5 sebanyak 1.000 liter/detik. Juga terdapat instalasi pengambilan air baku Kanal Banjir Barat (5500 liter/detik).

PALYJA memiliki Distribution Monitoring Control Center (DMCC) sebagai pusat kontrol online yang dapat memonitor pasokan air baku dan air bersih ke pelanggan selama 24 jam, 7 hari seminggu (dokpri)
PALYJA memiliki Distribution Monitoring Control Center (DMCC) sebagai pusat kontrol online yang dapat memonitor pasokan air baku dan air bersih ke pelanggan selama 24 jam, 7 hari seminggu (dokpri)
IPA yang ada di Jakarta, kata Meyritha Maryanie, Corporate Communications and Social Responsibility Division Head PALYJA, sudah tidak muda lagi usianya sehingga sistem pengolahan air konvensional tidak lagi bisa diandalkan untuk operasional produksi.

Dijelaskannya inovasi teknologi terkini ada di instalasi pengambilan air baku kanal banjir barat, yang diresmikan bulan Mei 2015 oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Teknologi Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) mampu meningkatkan kapasitas produksi IPA Pejompongan dari 8.800 liter/detik menjadi 9.200 liter per detik. Teknologi ini merupakan yang pertama di Asia Tenggara dan Indonesia di bidang pengolahan air, yang menggunakan mikroorganisme alami.

Bagaimana dengan pengolahan air di IPA Taman Kota? Teknologi yang dikembangkan dengan nama Biofiltrasi telah membuat IPA Taman Kota dapat beroperasional kembali pada tahun 2012.  Sebelumnya, IPA Taman Kota sejak tahun 2007 tidak dapat beroperasi karena kualitas air sungai Cengkareng Drain yang sangat buruk dengan kandungan amonium yang tinggi.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun