Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bisnis Rumahan, Kenapa Tidak?

2 Agustus 2016   13:14 Diperbarui: 2 Agustus 2016   13:31 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu varian brownies Gladies dengan kacang mede (foto:dokpri)

Gladies saat mengisahkan bisnis rumahan miliknya bermerek Dapur Gladies (foto:dokpri)
Gladies saat mengisahkan bisnis rumahan miliknya bermerek Dapur Gladies (foto:dokpri)
Memanfaatkan Media Sosial

Sebagai sarana pemasaran dan memperkenalkan browniesnya, Gladies total memanfaatkan media sosial yang ada, khususnya twitter @DapoerGladies dan Instagram @dapurgladies. Alasannya mudah saja karena dengan media sosial, dapat menjangkau lebih banyak orang di berbagai lokasi.

Twitter digunakannya sebagai sarana sharing, edukasi, dan informasi mengenai brownis hingga cara menikmati brownies. Melalui instagram, ragam varian brownies yang dihasilkan bisa ditampilkan. Pemasarannya juga banyak dari mulut ke mulut.

Saat sempat bekerja di sebuah jaringan televisi swasta dan radio di Bandung, Gladies seringkali mulai membuat kue dan mengirimkannya kepada sejumlah artis sebagai sarana memperkenalkan produk. Sehingga, terbentuklah jaringan dan  image kalau ada Gladies pasti ada kue.

Selain itu, Gladies  juga mengirimkannya kepada orang-orang yang memiliki banyak follower di twitter dan instagram. Juga lebih memilih untuk bersahabat dengan para buzzer ataupun food blogger dengan cara membagikan browniesnya untuk dicicipi, ketimbang beriklan. Kemudian dari foto brownies yang diunggah di media sosial dari mereka inilah, Gladies pun memperoleh promosi gratis. Usaha brownesnya perlahan mulai dikenal. 

Gladies mengakui memang perlu adanya biaya promosi untuk mengembangkan usaha. Namun, hal itu akan terbayar tatkala semakin banyaknya jumlah pemesan dan semakin dikenal brownis miliknya. Inilah cara yang paling murah dan tepat untuk promosi bisnis rumahan.

Rekomendasi yang muncul dari media sosial sangat membantu. Dari situlah, pesanan-pesanan mulai datang, setelah dipromosikan. Jumlah follower twitter yang semula sedikit hanya seratus kini telah berkembang menjadi 28.000.  

Gladies pun lebih suka cara pertemanan. Saat memerlukan foto yang bagus untuk produknya namun sadar akan memerlukan biaya tidak sedikit, melalui pertemanan dengan seorang fotografer, Gladies bisa memperoleh foto-foto yang bagus dengan bayaran brownies Gladies.

Meski demikian, Gladies sempat kewalahan juga karena media sosial tidak mengenal waktu. Selama 24 jam, bisa saja ada pesan yang masuk. Untuk menyiasati pesanan yang terus bertambah, Gladies akhirnya memberlakukan sistem order pemesanan kue dengan sistem nomor urut. Pembeli dengan nomor urut awal akan lebih dulu dilayani.  

Selama beberapa jam yang ditentukan, misalnya dari pukul 9.00-12.000, Gladies membuka pemesanan melalui twitter. Dengan sistem order pesanan yang mengharuskan para calon pembeli membayar dulu pesanannya, Gladies merasa diuntungkan. Kenapa? Tentu saja karena pembelilah yang memodali lebih dulu brownies yang akan dibuat.

Saat ini, Gladies sudah memiliki beberapa orang karyawan. Salah satu tugasnya adalah menghubungi kembali para pemesan brownies via twitter untuk memperjelas brownies yang dipesan, informasi pengiriman, dan alamat pengiriman. Gladies berfokus kepada brownies karena lebih awet dan lebih mudah dimodifikasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun