Disitulah saya mulai memperhatikan ada beberapa hal yang tidak pernah saya simak selama ini. Biasanya, saya hanya melihat saldo terakhir yang tertera di buku tabungan. Jika sudah bertambah, legalah saya. Namun, dengan pemakaian ATM ternyata saya baru melihat ada biaya-biaya lain yang keluar. Tentu saja, ada biaya administrasi selain tentunya ada bunga dan pajak, pada kolom mutasi dan kredit. Tentu saja akan mengubah jumlah saldo.
Adanya fasilitas kemudahan ATM membuat saya semakin mudah juga jika ingin berbelanja. Tinggal gesek saja dan semuanya beres. Saat terkadang habis berbelanja atau bersenang-senang, saya terkadang terpaku pada nilai saldo yang tertera. Dari situlah saya mulai menyadari. Saya harus memiliki tabungan yang benar-benar bisa menjamin hidup saya.
Tabungan di bank dari hasil transfer gaji perusahaan tiap bulan, ternyata cuma sekedar asal lewat saja. Saya membutuhkan tabungan kedua untuk menabung. Ya, benar-benar menabung. Â Maka saya mulai membuat tabungan kedua, dengan harapan besar untuk benar-benar sebagai tabungan. Tidak diutak atik. Khusus keperluan masa depan, atau yang sangat penting-penting saja. Â Uangnya saya sisihkan dari hasil gaji di rekening pertama.
Saat berada di sebuah bank, saya merasa tertarik saat membaca brosur membaca mengenai produk Tabungan Rencana, yang dikeluarkan oleh bank tersebut. Berdasarkan penjelasan petugas bank yang saya ingat saat itu, produk tabungan rencana ini lebih efektif untuk merencanakan suatu keinginan atau rencana.
Rentang waktu menabungnya  pun bisa dipilih sendiri, yakni mulai dari 1 tahun, 3 tahun, 5 tahun, dan 10 tahun. Wah, tabungan rencana ini menarik sekali untuk saya. Dengan cara ini, saya dapat memperoleh apa yang sayang mau dalam waktu yang telah ditentukan. Tentunya sesuai dengan keinginan yang direncanakan, misalnya saja untuk membeli sesuatu. Â
Sebuah rekening tabungan baru tanpa biaya administrasi, meski tentunya harus mampu menahan diri untuk tidak melakukan pengambilan uang sebelum jatuh tempo. Ada penalti yang diberikan oleh pihak bank dan sejumlah biaya yang dikenakan, jika hal itu sampai terjadi. Â
Pengetahuan saya mengenai cara perencanaan keuangan bertambah, saat saya ditawari seorang kawan sebuah produk asuransi, dari sebuah perusahaan asuransi. Dengan berasuransi, maka selain nilai uang yang bertambah nilainya,akan ada jaminan hari tua. Tentu saja saya tertarik karena produk asuransi ini dapat digabungkan dengan fasilitas kesehatan dan kecelakaan. Akan ada nilai nominal tertentu, jika terjadi sesuatu pada saya kepada ahli waris. Uangnya pun dapat diambil sewaktu-waktu.
Setelah bergabung dengan sebuah asuransi, ketertarikan saya untuk tahu mengenai perencanaan keuangan semakin besar. Terlebih ketika rekan-rekan di kantor mulai banyak yang membicarakan reksadana dan saham. Dengan cara inilah, uang yang ditabung lebih bisa berkembang daripada asuransi. Â Saat ada kelas pengenalan pasar modal di Bursa Efek Indonesia, tanpa ragu saya pun ikut serta.
Dari obrolan-obrolan dengan rekan kantor, ternyata ada suatu bentuk investasi lain yang patut dicoba, yakni melalui logam mulia (LM). Â Menurut mereka, emas batangan lebih memiliki nilai lebih daripada emas perhiasan dari segi harga. Nilainya juga cenderung bertambah sehingga bisa dijadikan tabungan. Saat ini membeli logam mulia pun tidak harus secara tunai. Bisa dilakukan secara mencicil, seperti di pegadaian.
Bentuk investasi lainnya yang saya ketahui adalah saat seorang teman mengajak bergabung dalam sebuah program tabungan rumah. Berbisnis properti. Bisnis yang kecenderungan harganya juga akan terus meningkat dan dapat memberikan penghasilan yang tidak terduga.
Saya merasa tertarik tapi belum bisa bergabung. Tentu saja, sebelum melakukan investasi, tentu saja harus tahu batas kemampuan keuangan yang dimiliki. Kemampuan saya masih harus terbatas pada bentuk asuransi. Meski demikian, pengetahuan yang saya peroleh secara bertahap seiring dengan waktu membuka mata dan pikiran saya mengenai beberapa sarana perencanaan keuangan.