Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Mengenang Tragedi Trisakti dari Halte Transjakarta Grogol

12 Mei 2016   23:17 Diperbarui: 13 Mei 2016   11:08 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monumen peristiwa reformasi 12 Mei di depan kampus Trisakti (foto:riapwindhu)

Polisi berada di depan kampus Trisakti untuk mengamankan jalannya aksi damai memperingati peristiwa 12 Mei 2016 (foto:riapwindhu)
Polisi berada di depan kampus Trisakti untuk mengamankan jalannya aksi damai memperingati peristiwa 12 Mei 2016 (foto:riapwindhu)
Saya tersenyum. Pandangan saya beralih ke monumen reformasi 12 Mei warna hitam yang ada. Rentang waktu 18 tahun bukanlah waktu singkat. Banyak yang pastinya telah berubah. Banyak hal yang telah terjadi. Termasuk reformasi yang kemudian bergulir, akibat peristiwa yang terjadi pada tahun 1998. Tepatnya 18 tahun yang lalu.

Kala itu, terjadi gerakan mahasiswa dan masyarakat besar-besaran akibat krisis ekonomi yang terjadi. Kampus Trisakti adalah salah satu dari sekian banyak universitas, yang mahasiswanya ikut berunjuk rasa. Namun, korban jiwa mahasiswa kala itu berasal dari Trisakti.

Empat orang mahasiswa Trisakti, yakni Eri Hertanto, Hendriawan Sie, Hafidhin Royan, dan Elang Mulya Lesmana, menjadi korban peristiwa delapan belas tahun yang lalu. Keempatnya kemudian dianggap banyak orang sebagai pahlawan reformasi. Kampus mereka pun disebut-sebut sebagai kampus reformasi. Tanggal 12 Mei pun disebut sebagai Hari Reformasi.

Minibus bernormor 12, jurusan Kalideres-Senen, yang berderet-deret di depan kampus Trisakti (foto:riapwindhu)
Minibus bernormor 12, jurusan Kalideres-Senen, yang berderet-deret di depan kampus Trisakti (foto:riapwindhu)
Untuk mengingatkan kembali peristiwa itu, ratusan mahasiswa Trisakti melakukan aksi damai di depan Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, siang itu. Berdasarkan pemberitaan dan tayangan media, peringatan peristiwa Tragedi Trisakti ini dilakukan dengan menaburkan bunga, menaikkan bendera setengah tiang, menuntut penyelesaian Tragedi Trisakti.

Siang hari, di dalam halte Transjakarta Grogol, tanggal 12 Mei mengingatkan saya pada peristiwa yang terjadi delapan belas tahun lalu. Kejadian yang kemudian menimbulkan terjadinya reformasi.

Sehari setelahnya, atau tanggal 13 Mei kemudian terjadi kerusuhan besar-besaran yang menimbulkan banyak korban, baik harta maupun pada manusia. Penjarahan dan pembakaran ada di mana-mana. Toko-toko tutup dengan tulisan-tulisan bertuliskan milik pribumi atau muslim. Transportasi umum berhenti beroperasi. Orang-orang berjalan belasan kilometer untuk kembali ke rumahnya.

Monumen pengingat peristiwa 12 Mei (foto:riapwindhu)
Monumen pengingat peristiwa 12 Mei (foto:riapwindhu)
“Tetap harus ada yang memperingati peristiwa Mei,” ujar mbak yang ada di depan saya, sebelum kemudian akhirnya saya beranjak menaiki bis Transjakarta yang kemudian melaju melintas wilayah sepanjang Jalan S. Parman, Jakarta.

Iring-iringan mahasiswa masih ada di jalan raya. Tragedi Trisakti dan reformasi telah berjalan selama 18 tahun. Banyak yang terjadi selama itu, yang positif, ataupun yang menurut orang kebablasan. Saya pun mengingat-ingat apa yang telah saya lakukan selama rentang waktu tersebut. Semoga semua yang baik-baik saja dan bermanfaat. (windhu)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun