Selain pemberitaan, kopi maut dan sianida terkadang muncul dalam berbagai guyonan dan obrolan.Termasuk obrolan dengan teman-teman, baik secara langsung ataupun melalui chatting di whatsapp ataupun facebook.
Jika ada yang mengajak minum kopi, banyak yang akan menjawab : Coffe No Sianida, please..., jangan ajak si anida, ya..., atau jangan meninggalkan jejak, ya? Â Yang meninggalkan jejak, itu sih si anida.
Topik dan fenomena yang sedang ramai dibicarakan berbagai kalangan masyarakat inilah, yang kemudian diulas mendalam, sebagai bahasan edisi perdana talkshow Bincang Sapa bertajuk Melacak Jejak Sianida. Kegiatan off air-nya diselenggarakan di Bentara Budaya Jakarta, Sabtu (20/2), dihadiri oleh audiens Kompas TV, kompasianer,dan media. Bincang Sapa menjadi tayangan rutin setiap hari Rabu, mulai pukul 22.00 selama 30 menit.Â
Dalam edisi perdana, narasumber yang tampil adalah Veronica Hervy (Produser Berkas Kompas) Mercy Tirayoh (Reporter Berkas Kompas), dan Dr. Rer. Nat. Budiawan (Ahli Toksikologi, Universitas Indonesia). Acara Bincang Sapa ini  dipandu Glory Oyong (Host Sapa Indonesia).
[caption caption="Talkshow Off Air Bincang Sapa Kompas TV (foto:riapwindhu)"]
Melacak Sianida
Edisi perdana Bincang Sapa dimulai dengan tayangan investigasi penulusuran jejak sianida oleh tim Berkas Kompas. Dengan menyamar sebagai mahasiswa jurusan kimia yang memerlukan sianida untuk keperluan bahan praktik, dilengkapi dengan kamera tersembunyi, reporter Berkas Kompas mendatangi toko demi toko kimia untuk membeli sianida.
Saat ditanyakan kepada toko-toko kimia, sianida ternyata tidak ada. Dari percakapan pembicaraan yang dilakukan, bahan sianida tidak dijual. Meski demikian, sianida akhirnya berhasil didapatkan melalui pembelian online internet.
Penelusuran yang berawal dari website resmi sebuah perusahaan ini, ditindaklanjuti dengan bertemu  untuk pembelian. Saat itu disepakati, harga sianida kemasan tabung drum seberat 50 kilogram adalah  Rp. 3.700.000. Tidak ada persyaratan khusus untuk membeli. Penjual tidak menanyakan apa pun, seperti surat keterangan dari kampus untuk pembelian barang berbahaya ataupun bahan praktik. Bahkan, melalui proses tawar menawar, sianida 50 kilogram dapat dibeli lebih murah seharga Rp. 3.200.000.  Â
Untuk membuktikan kebenaran sianida yang dibeli, tim Berkas Kompas membawanya ke laboratorium kimia UI di Depok. Uji coba pengaruh sianida terhadap kopi juga dilakukan melalui tiga cangkir kopi yang diberi kadar sianida dengan jumlah gram berbeda.
Hasilnya ternyata, pada gelas yang diisi jumlah gram sianida lebih banyak, yakni 15 gram, setelah larut diaduk rata menimbulkan perubahan warna. Kuning seperti kunyit. Â Serupa dengan warna kopi vietnam yang diminum Mirna sebelum meninggal. Â Â Â Â Â