Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Kata Ibu, Dulu Kalau Belanja Bawa Keranjang...  

25 Februari 2016   15:40 Diperbarui: 25 Februari 2016   15:57 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seiring dengan waktu bergulir dan perkembangan zaman, belanja dengan membawa keranjang mulai ditinggalkan karena memang cukup merepotkan. Terutama bagi yang bekerja di sebuah institusi seperti ibu dulu.Tidak terbayang jika pekerja kantoran harus membawa keranjang saat belanja di hari kerja. Belanja membawa keranjang seperti suatu  hal yang sangat diniatkan. Lebih mudah dilakukan oleh para ibu rumah tangga.  

Saat ini, pembeli di supermarket dan minimarket pasti akan lebih memilih untuk membayar saja harga plastik untuk  belanjaannya. Para pekerja kantoran pasti tidak ingin ribet saat belanja sore hari setelah pulang kerja. Di sisi lain, pembeli di pasar tradisional, jika nanti diterapkan, bisa jadi lebih banyak yang beralih menggunakan keranjang belanja karena ingin lebih berhemat.

[caption caption="Contoh keranjang belanja (foto:tokopedia.com)"]

[/caption]

Saya sependapat dengan ibu saya jika tahun 70-an dan sebelumnya orang ke pasar tradisional selalu membawa keranjang belanja,  maka pola kebiasaan ini bisa dibangun kembali perlahan. Hanya perlu diingat, tahun segitu belum marak supermarket dan minimarket  seperti saat ini. Generasi saat ini akan lebih suka dengan kepraktisan dan kemudahan. Tinggal menenteng saja belanjaan meski plastiknya harus membayar.

Menurut saya, lebih efektif jika langkah awal pembiasaan adalah dengan menyediakan wadah ramah lingkungan dari penjual untuk para pembelinya.  Selain itu, untuk mengurangi penggunaan dan peredaran kantong plastik baiknya diikuti dengan pengendalian pada produksi jumlah kantong plastik.

Selain itu, produsen hanya boleh memproduksi kantong plastik ramah lingkungan untuk digunakan di masyarakat. Pengendalian sampah plastik juga tidak terlepas dari cara proses pemilahan sampah yang saat ini masih belum baik diterapkan.

Namun saya percaya, kebiasaan adalah hal yang bisa dibangun hari demi hari. Solusi sampah, termasuk sampah plastik harus dimulai dari kesadaran diri sendiri. Sediakan saja berbagai pilihan keranjang belanja yang praktis, murah, awet, dan ringan di supermarket dan pasar tradisional. Selain itu juga, kantong belanja bukan plastik sehingga lambat laun siapa pun yang belanja terbiasa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun