Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Money

Kiat Sukses Menjual (Belajar dari Tukang Ikan Tanpa Pisau)

19 Agustus 2015   22:02 Diperbarui: 19 Agustus 2015   22:50 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

HARI sudah siang saat seorang  bapak yang mengendarai sepeda motor  tiba-tiba datang ke rumah bu Ani. Bapak itu ternyata tukang ikan. Dia mengaku biasanya berkeliling di perumahan lain dan sedang mencoba memperluas wilayah penjualannya. Namun sayangnya, hampir siang hanya sedikit penghuni perumahan Anggrek yang  mau membeli ikan-ikannya.

“Tolonglah dibeli, bu. Ikannya masih banyak. Masih baru. Hari sudah siang. Biar saya bisa pulang,” kata penjual ikan tersebut lirih.

Mulanya Ibu Ani diam saja namun akhirnya bangkit juga karena ibu memiliki sifat tidak tega.

Ibu Ani melihat ikan-ikan yang dibawa dalam wadah. Lalu berniat membantu dengan membeli  beberapa ikan tongkol. Semua lancar hingga saat Ibu Ani meminta penjual ikan itu untuk membersihkan ikan yang dijualnya dari sisik dan insang. Penjual ikan itu  diam saja.

Sebaliknya, ibu  Ani terkejut karena bapak penjual ikan itu mengaku tidak membawa pisau.

 “Bu, biasanya di perumahan yang sebelah kalau beli ikan, ya beli  ikan saja.Tinggal pilih.  Nggak perlu dibersihkan segala,” tukas  penjual ikan berkilah.

 Bu Ani menggeleng.  Baru disadarinya,pantas saja tukang ikan ini tidak laku berjualan ikan di perumahan Anggrek.

 “Pak, kalau bapak cara jualannya seperti itu, bapak tidak akan pernah laku berjualan ikan di sini. Orang-orang di perumahan sini,  lebih suka membeli ikan yang sudah dibersihkan  sisik dan insangnya,”  kata Bu Ani sedikit kesal.

 “Tapi ikan-ikannya segar kok, bu,” ujar tukang ikan menunjuk ikan-ikan yang dijualnya.

Bapak penjual ikan tetap berkilah ikan-ikan segar yang dibawanya sudah cukup untuk modal menjual. Penjual ikan ini tidak menyadari itu hal itu akan berpengaruh pada penjualan ikannya. Penjual ikan tidak membawa pisau lantaran dia berasumsi calon pembeli ikannya yang berada di tempat lain tidak  akan punya permintaan untuk membersihkan ikan-ikan yang dijual, terutama dari sisik dan insang

Maka suatu kewajaran jika ikan yang dijualnya selalu bersisa atau tidak laku di perumahan Anggrek. Bukan karena kualitas ikan yang dijualnya, melainkan karena tidak adanya kemauan untuk melakukan hal yang lebih kepada pelanggannya.     

Saya hanya tersenyum saat mendengar  percakapan antara tukang ikan dan Ibu Ani, tetangga saya. Menurut Ibu Ani, Penjual Ikan Tanpa Pisau  sama saja dengan seorang petani yang pergi ke sawah  tanpa cangkul.  Seperti fotografer tanpa kamera. Tak ubahnya sudah tahu akan hujan tapi tidak membawa payung.

 ***

KISAH penjual ikan itu begitu nyata karena ada dalam kehidupan sehari-hari di sekitar kita. Penjual ikan tersebut selalu saja tidak membawa pisau, yang sebenarnya sangat penting untuk membantu penjualan. Seorang tenaga penjual yang baik, dapat mengambil hikmah dari kisah ini dalam menjalankan tugasnya bertemu dengan pembeli dan calon pelanggan.

Seorang tenaga penjual yang baik sudah sepantasnya untuk selalu ingat tidak melakukan hal yang sama dengan Tukang Ikan Tanpa Pisau. Seorang penjual  yang baik sudah seharusnya tidak melupakan beberapa modal yang sangat berpengaruh dalam melancarkan kesuksesan penjualan, yakni :

  1. Persiapan

Mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan untuk mempermudah penjualan dengan menyadari apa yang dijualnya. Hal yang wajib, seperti  kartu nama, brosur, alat tulis,  notes pencatat.

  1. Senang Membantu Orang Lain

Pada dasarnya, penjualan adalah proses saat seseorang membantu orang lain untuk mengambil keputusan. Selain juga harus  menyukai dan mampu berhubungan baik dengan calon pembeli ataupun yang sudah membeli.

  1. Berpengetahuan Luas dan Memahami Sudut Pandang Orang Lain

Memiliki pengetahuan dapat  membantu untuk memahami  cara penjualan yang tepat,  mampu menyelami sudut pandang, memahami kebutuhan dan keinginan calon pembeli.

  1. Memberikan  Ekstra

Pikirkan, rencanakan, dan lakukan sejak awal hal-hal ekstra yang akan dilakukan  untuk nasabah. Tidak perlu sesuatu yang bernilai mahal melainkan berkesan.  Misalnya saja : Layanan unik untuk  nasabah atau memberikan bonus.    

Untuk menambah kesuksesan dalam penjualan, ingatlah pesan Nelson Boswell dalam memberikan kutipan inspirasi sebagai berikut  :

“Ada aturan sederhana namun sangat hebat, yaitu bila memberikan seseuatu kepada seseorang , selalu berikan seseuatu yang di luar perkiraannya.”

-----------

Riap Windhu

Manulife Financial Consultant

081287749530/29dff96e

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun