Mohon tunggu...
Ria Oktaviani
Ria Oktaviani Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Saya memiliki ketertarikan dalam bidang menulis dan saya juga mengambil fokus untuk bekerja pada digital marketing. saya suka membuat konten dan saya ingin berkarir dalam bidang marketing terutama di sosial media.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gasing: Permainan Yang Menyatukan Semua Kalangan

8 November 2023   13:06 Diperbarui: 11 November 2023   23:51 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendahuluan

Siapa yang masih memainkan permainan tradisional di zaman yang serba canggih saat ini ? 

Semua jenis permainan yang kita inginkan sudah tersedia di Play Store dan bahkan, permainan tradisional yang seharusnya dimainkan secara langsung kini bisa dilakukan melalui bantuan teknologi dan internet. Mengurangnya pelestarian permainan tradisional merupakan salah satu bentuk terkikisnya budaya Indonesia. 

Indonesia adalah negara berbentuk kepulauan yang memiliki banyak suku dan kebudayaan. Kebudayaan tersebut tentunya beragam seperti tari tradisional, pakaian adat, rumah adat, bahasa daerah termasuk permainan tradisional. Di era globalisasi dengan mudahnya akses informasi menyebabkan runtuhnya kebudayaan nasional yang bersumber dari nenek moyang. Dengan adanya Globalisasi tersebut kebudayaan tradisional yang telah ada sejak zaman dulu kini terkikis dan mulai tergantikan seiring berjalannya waktu. 

Pelestarian kebudayaan tradisional merupakan salah satu aspek dalam mempertahankan nilai budaya lokal Indonesia serta meningkatkan jiwa nasionalisme. Di era teknologi yang menjauhkan kita bahkan dengan orang terdekat, permainan tradisional dapat memupuk persaudaraan dan komunikasi secara langsung. 

Dan saat ini, kita akan membahas salah satu permainan tradisional sebagai upaya pelestarian budaya yang bisa dimainkan oleh semua kalangan, Gasing. Salah satu permainan tradisional yang bisa menyatukan semua kalangan tanpa batas usia dan dimana saja. Permainan yang memainkan emosi dan membangunkan jiwa kompetitif untuk berada pada kemenangan.

Deskripsi Permainan

Gasing merupakan permainan tradisional. Benda permainan ini berputar pada porosnya dan berkesetimbangan pada suatu titik. berputar tegak untuk sementara waktu, momentum sudut dan efek giroskopik berkurang sedikit demi sedikit hingga akhirnya bagian badan terjatuh secara kasar ke permukaan tanah. Permainan gasing dapat dimainkan oleh anak-anak, kalangan dewasa maupun orang tua. selain itu, gasing biasa juga digunakan sebagai pertandingan.

Nusantara terkenal dengan berbagai jenis dan bentuk permainan tradisional beserta penamaannya. adapun dari jenis dan bentuk gasing diantaranya adalah gasing kayu, paku berindu, buah perah, bambu, pinang, alumunium. pada umumnya gasing terbuat dari kayu dan permainannya dengan menggunakan tali yang terbuat dari kulit pohon. 

Sejarah

Dalam sejarah sunda, permainan dan bermain merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Para leluhur meyakini bahwa permainan sunda merupakan hal yang penting dan memiliki kedudukan yang tinggi. 

Hal ini dibuktikan dengan naskah yang berasal dari Kabuyutan Ciburuy yang berada di lereng gunung Cikuray, Garut. Isi Naskah Siksa Kanda Ng Karesian menempatkan posisi yang memiliki keahlian dalam permainan disejajarkan dengan keahlian lain seperti ahli pantun, ahli karawitan, ahli cerita atau dalang dan keahlian lainnya. 

Permainan gasing juga memiliki arti yang dalam. Secara filosofis, permainan ini juga memberikan pelajaran kepada kita untuk menyadari adanya "perputaran nasib". Pemain diajari harus siap dengan resiko permainan yang bisa saja turun atau naik tingkatan. 

Bagi mereka yang berada pada posisi dibawah (gucit) jangan putus asa karena ada kesempatan untuk naik tingkat. tentunya dengan upaya dan kerja keras. bagi mereka yang berada di urutan tengah harus siap untuk kemungkinan naik atau turun posisi dan yang berada di puncak urutan tertinggi atau ratu harus siap apabila sewaktu-waktu harus turun dan menyerahkan jabatan kepada orang lain.

Gasing memiliki fungsi untuk melatih kemampuan otot motorik anak. Permainan tradisional ini melatih kemampuan motorik kasar dan motorik halus pemain yakni dengan aktivitas mengaitkan tali ke kaki gasing, memutar gasing dengan otot tangan yang kuat dan sebagainya. 

Pemain juga berlatih konsentrasi, untuk membenturkan gasingnya dengan gasing teman, pemain belajar konsentrasi dan ketepatan. Mereka yang bermain gasing juga belajar berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman temannya melalui permainan ini.

Pentingnya menjaga kelestarian mainan tradisional khas Sunda diutarakan oleh Gubernur Jawa-Barat dan Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia. Hal ini dapat diketahui dalam website resmi Pemerintah Kota Bogor (2019), bahwa pimpinan Jawa-Barat kian gencar memberikan kampanye Astaga (Asik Tanpa Gawai) sebagai perwujudan peduli pada pelestarian permainan tradisional. 

Ridwan Kamil sebagai Gubernur berpendapat bahwa kegembiraan anak anak menikmati mainan khas daerahnya tanpa ketergantungan dengan teknologi merupakan cerminan adiluhung peradaban di tatar Jabar. Nilai positif permainan tradisional diungkapkan oleh Kak Seto selaku ketua yayasan pemerhati anak, bahwa berperan sebagai stimulus psikomotorik, psikososial, pembangun nilai moral dan melatih kejujuran. 

Nilai Budaya dalam Permainan Gasing

Pada dasarnya permainan tradisional lebih banyak bersifat mengelompok yang dimainkan minimal dua orang anak, menggunakan alat permainan yang relatif sederhana serta mudah dicari, serta mencerminkan kepribadian bangsa sendiri. Beberapa diantara nilai budaya dalam permainan tradisional yang memiliki arti penting hingga saat ini adalah nilai kebebasan, seseorang yang mempunyai kesempatan untuk bermain tentunya merasa bebas dari tekanan, sehingga ia akan merasa senang dan gembira. 

Kemudian nilai budaya lainnya adalah rasa berteman, meskipun di era digital komunikasi dan menjalin pertemanan bisa kapan dan dimana saja, seseorang tetap memerlukan pertemanan dalam dunia nyata, ketika individu mempunyai teman bermain tentunya akan merasa senang, bebas, tidak bosan dan dapat saling bertukar pikiran dengan sesama teman. 

Serta nilai demokrasi, artinya dalam suatu permainan setiap pemain mempunyai kedudukan yang sama, tidak memandang apakah anak orang kaya atau anak orang miskin, tidak memandang anak pandai

Seperti apa yang dikatakan Ki Hajar Dewantara dalam tulisannya di majalah Pusara bahwa : Mudahlah bagi kita untuk menetapkan guna dan faedah permainan kanak-kanak itu bagi kemajuan jasmani dan rohani kanak-kanak. Tubuh badannya menjadi sehat dan kuat, serta hilanglah kekakuan bagian-bagian tubuh, hingga gampang dan lancar anak-anak melakukan segala sepak terjang atau langkah laku dengan segala tubuh badannya. Seluruh panca inderanya dapat dipergunakannya dengan sebaik-baiknya, lancar, lembut dan cekatan. Selain itu permainan anak juga berpengaruh pada timbulnya ketajaman berpikir, kehalusan rasa serta kekuatan kemauan.

Kesimpulan 

Pada akhirnya, budaya merupakan warisan leluhur yang patut dijaga kehadirannya. Permainan tradisional tidak hanya memperkuat nilai budaya lokal, permainan tradisional juga memiliki dampak positif pada perkembangan fisik dan mental. Permainan tradisional bukan hanya hiburan, tetapi juga penjaga nilai-nilai budaya dan sarana pembelajaran yang mengembangkan keterampilan fisik dan sosial. 

Penting untuk terus memelihara, mempromosikan, dan mewariskan permainan tradisional agar warisan budaya ini tetap hidup dan bermanfaat dalam kehidupan masa kini dan mendatang. Dalam era teknologi yang canggih, upaya untuk mempertahankan permainan tradisional menjadi hal penting untuk memastikan keberlanjutan warisan budaya Indonesia. 

Itulah pemaparan seputar permainan tradisional gasing serta pentingnya mempertahankan  permainan tradisional sebagai upaya melestarikan budaya lokal Indonesia. Mempertahankan budaya lokal adalah tugas bersama kita untuk menjaga warisan berharga yang membentuk identitas dan kekayaan kultural masyarakat, memastikan bahwa nilai-nilai, tradisi, dan permainan tradisional tetap hidup dan berharga dalam era modern. Semoga aku, kamu dan kita generasi muda dapat terus berkarya tanpa menghilangkan jati diri bangsa dan dapat memperkenalkan budaya kepada generasi selanjutnya.

Referensi : 

Mulyani, Novi. (2016). Super Asyik Permainan Tradisional Anak Indonesia: DIVA Press.

I wayan Widarma Eka putra,dkk, Rancang Bangun Game Tradisional  Adu Gasing pada Platform Android, Merpati, Vol. 4, No. 2, Agustus 2016,h.178

Cahniyo Wijaya Kuswanto,dkk. (2022).Eksistensi Permainan Tradisional sebagai Aktivitas Fisik Anak Usia Dini Pada Generasi Alfa. Vol 5, No 1.Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau

Nurislaminingsih, R., Erwina, W., & Rohman, A. S. (2019). Pemetaan pengetahuan lokal Sunda dalam koleksi di Museum Sri Baduga. Lentera Pustaka: Jurnal Kajian Ilmu Perpustakaan, Informasi Dan Kearsipan, 5(2), 109-120.

Suparman, T. (2018). Nama Permainan Tradisional Sunda di Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung: Suatu Kajian Geolinguistik. Metahumaniora, 8(1), 29-38.

Pemerintah Kota Bogor. (2019). Kampanye Astaga, Ridwan Kamil jajal permainan tradisional Sunda bersama anak sekolah. Diunduh dari https://kotabogor.go.id/index.php/show_post/detail/13239

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun