Checked off my bucket list. Alhamdulillah bisa menyelami keindahan bawah laut. Tiga belas tahun mimpi itu ada di kepalaku. Bermain di kedalaman 18-20 meter sempet panik karena fins sebelah kanan lepas, bersyukur buddy-ku langsung mengambil dan aku kembali menikmati karang, ikan-ikan. Cantik sekali dan terumbu karangnya masih alami dan sehat.
Terlintas, mata kuliah Koralogi waktu di semester VI dulu. Seperti kita tahu Wakatobi masuk dalam segitiga coral dunia. Beragam jenis coral ada di Kepulauan Wakatobi. Ternyata kepulauan Wakatobi memiliki 750 dari total 850 species karang yang ada di dunia.
Lebih dari 112 jenis karang dari 13 famili dapat kamu temukan di Wakatobi, diantaranya adalah Acropora formosa, A. Hyacinthus, Psammocora profundasafla, Pavona cactus, Leptoseris yabei, Fungia molucensis, Lobophyllia robusta, Merulina ampliata, Platygyra versifora, Euphyllia glabrescens, Tubastraea frondes, Stylophora pistillata, Sarcophyton throchelliophorum, dan Sinularia spp yang tinggal harmonis bersama penghuni bawah laut lainnya. Nah, konfigurasi kedalamannya pun bervariasi mulai dari datar sampai melandai ke laut. Di beberapa daerah perairan terdapat yang bertubir curam. Bahkan, bagian terdalam perairannya mencapai 1,044 meter.
Taman Nasional Wakatobi ditetapkan pada tahun 1996, dengan total area 1,39 juta hektar, memiliki keanekaragaman hayati laut dan karang yang menempati salah satu posisi prioritas tertinggi dari konservasi laut di Indonesia. "Wakatobi merupakan tempat menyelam paling indah di dunia," -- Jacques Costeau (Jurnalis selam dunia).
Bukan hal yang baru lagi, pesona kawasan Taman Nasional Wakatobi sudah terkenal sampai mancanegara, bahkan sejak Ekspedisi Wallacea dari Inggris tahun 1995, yang menyebutkan bahwa kawasan di Sulawesi Tenggara ini sangat kaya akan spesies koral.
Nah, aku bangga sekai karena negeriku memiliki aset bawah laut yang sangatlah indah. Untuknya itu mari kita jaga untuk keberlangsungan anak cucu kita. Semoga masih diberi kesempatan untuk mengunjungi Tomia dan Binongko. Percaya saja jika punya mimpi, selalu berdoa dan berusaha untuk mewujudkannya dan jangan pernah berputus asa. Tiga belas tahun, itu mungkin waktu tercepat mencapai impian. Pernah mengalami masa penantian seperti itu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H