Mohon tunggu...
Irma Sabriany
Irma Sabriany Mohon Tunggu... Freelancer - Berani, mengagumkan, kekanak-kanakan, suka jalan-jalan, mandiri punya gaya ngomong yang sopan, lucu, cuek

Berani, mengagumkan, kekanak-kanakan, suka jalan-jalan, mandiri punya gaya ngomong yang sopan, lucu, cuek

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Bagan, Kau Membuatku Terpesona

16 Mei 2018   04:30 Diperbarui: 16 Mei 2018   22:02 2894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buu Phaya (dok. pribadi)
Buu Phaya (dok. pribadi)
Sunset di Bagan (dok. pribadi)
Sunset di Bagan (dok. pribadi)
Di hostel aku berkenalan dengan dua orang laki-laki. Cristobal Villanueva Rica yang berasal dari Chili dan Abbasi Parsa yang berasal dari Kanada. Mereka berdua ini akan menjadi kawanku untuk melihat sunrise esok hari. Parsa berpesan kepadaku karena aku melakukan ibadah (sholat subuh) pukul 05.00 AM, maka aku diberikan tugas khusus untuk membangunkan mereka. 

Senin (29 Januari 2018) setelah melaksanakan sholat subuh aku menbangunkan Cristobal dan Parsa. Kemudian bergegas menyewa e-bike seharga 5000/kyat bersama Cristobal dan Parsa aku menuju lokasi temple untuk menyaksikan sunrise. Tak lupa jaket, aku menikmati dingin dalam perjalanan menuju Lawkaoushang Temple.

Di temple telah ramai. Sambil duduk dan sunrise pun muncul. Aku ingat, pagi itu di atas temple, terdapat sekitar dua puluhan orang berkumpul seakan tersihir melihat balon raksasa yang perlahan-lahan meninggalkan ufuk timur. Belasan Balon udara diterbangkan pas matahari mulai tampak.

Bersamaan dengan itu aku melihat burung-burung melintas pada langit yang jingga pagi itu. Aku tiba-tiba terdiam dan tak mampu berkata-kata. Aku terpesona. Dan dalam hati aku mengucapkan permintaanku. Pagi itu permintaanku sangat sederhana, Ya Tuhanku izinkanlah aku kembali lagi ke tempat ini suatu hari nanti bersama pasangan jiwaku. Amin11x.

Melihat balon udara (dok.pribadi)
Melihat balon udara (dok.pribadi)
Aku, Cristobal dan Parsa (dok. pribadi)
Aku, Cristobal dan Parsa (dok. pribadi)
Menikmati temple di Old Bagan (dok. pribadi)
Menikmati temple di Old Bagan (dok. pribadi)
Sejujurnya Bagan membuatku pusing. Hal ini disebabkan terlalu banyaknya temple yang sukses membuatku penasaran. Nah yang membuatku tidak bertahan di Bagan adalah debu.
E-Bike (dok. pribadi)
E-Bike (dok. pribadi)
Aku sangat bersyukur diberikan kesempatan untuk terus belajar soal dunia ini, saya bersyukur akan banyak hal, kebaikan yang terima selama di Bagan. Di Bagan, aku sangat terkesan dengan perlakuan masyarakatnya.

Masyarakat telah memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam kemajuan pariwisata salah satunya adalah rasa aman bagi wisatawan. Sepertinya ini sebuah pesan bahwa kota kami aman bagi para wisatawan dan kami adalah orang-orang yang ramah, maka berkunjunglah ke tempat kami.

Setelah mengunjungi Yangon, Nyaungshwe dan Bagan aku menarik kesimpulan bahwa ada hal yang unik di kota ini. Di tiga kota itu, aku melihat perempuan dan laki-laki selalu memakai laungyi (sarung khas Myanmar), mau tampan atau cantik bagaimanapun mereka akan menggunakan tanaka tanaka (bedak khas Myanmar), bersepeda, selalu membawa rantang yang berisi makan siang dan di kota Yangon tidak ada sepeda motor.

Ough iya di Myanmar juga ada aroma yang lain-lain. Waktu di Yangon, Inle, Bagan dan terakhir waktu aku di Mandalay (dari Bagan aku menuju Mandalay) aromanya sama semua. Aromanya itu mirip-mirip campuran bunga-bunga atau buah-buahan busuk dengan pinang baik itu buah atau daunnya.

Di jalan-jalan juga banyak ludah pinang. Aku ingat saat perjalanan ke airport di Mandalay, pas di lampu merah bapak supir dengan cueknya membuka pintu mobil terus meludah. Ada lagi, kondektur bus dari Bagan-Mandalay, ludah pinangnya dia tampung di bekas kemasan air mineral. Aku yang lihat aja pengen muntah euy.

Pengalaman beberapa hari di Myanmar seperti melihat kehidupan warga lokal, menikmati milk tea di street food, terus aku dipakein longyi (waktu menyusuri Inle lake), berbaur dengan penjual bunga dan buah-buahan di pasar membuatku bersyukur.

Dari mereka, seakan aku diingatkan bahwa kehidupan ini keras dan membutuhkan perjuangan. Di Myanmar banyak hal nyata yang mungkin saja jauh dari sempurna tetapi sangat indah.

Terakhir, bagiku Myanmar bukan hanya indah pemandangannya tetapi jadi lebih tidak terlupakan karena keindahan hati orang-orangnya. Doaku, semoga konflik yang ada di negara tersebut segera berakhir. Amien11x.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun