Bagiku si tukang ojek telah memperlakukanku dengan sopan dan melayaniku dengan ramah. Meskipun kedatanganku pukul 03.30 AM, resepsionis hostel tetap menerimaku. Atas kebaikan resepsionis hostel, aku dipersilahkan untuk beristirahat di kamar belakang (sedikit infonya kamarnya bersih dengan dua buah tempat tidur kemudian dilengkapi AC serta kamar mandi yang bersih) sambil menunggu waktu check in jam 11.00 AM.
Sedikit informasi yang aku dapatkan sebelum mengunjungi Bagan dari google. Bagan merupakan suatu kawasan dengan luas 104 Km. Di sana, terdapat sekitar 2.000 pagoda yang dibangun pada abad 9-13 Masehi. Bagan berada di dataran sisi timur Sungai Irrawady. Bagan memiliki ribuan pagoda yang menghiasi luasnya. Puncak-puncak pagoda dengan warna sebagian besar emas menyala terlihat mencolok di dataran itu.
Pukul 11.00 AM setelah check in, aku pun langsung bersiap-siap untuk mengeksplor Bagan. Ough iya aku dilanda rasa lapar. Karena aku belum melihat warung makan, maka aku mengatakan ke resepsionis hostel, "Apakah dia memiliki roti, karena aku sangat lapar?"
Resepsionis hote menjawab, ada roti mau berapa banyak? Aku jawab "cukup 2 buah aja". Resepsionis memberikanku dua buah roti + selai stroberi. Aku menerima roti tersebut dan tak lupa aku mengucapkan terima kasih.
Perjalanan pertama, aku lebih memilih berjalan kaki. Berdasarkan peta yang aku dapatkan di hostel. Bagan di bagi menjadi tiga tempat yakni Nyaung U, New Bagan dan Old Bagan. Hostel tempatku menginap berada di Nyaung U. Bagiku Bagan, membuatku tidak bisa berkata-kata. Aku menyusuri trotoar, temple, candi dan pagoda bertebaran di mana-mana. Sampai membuatku bingung.
Aku mendatangi temple, di salah satu temple aku bertemu dan berkenalan dengan cewek dari China namanya Esther Wang dan menawariku untuk bergabung dengannya. Karena dia seorang diri.
Akhirnya aku punya kawan tuk mengeksplore keindahan New Bagan dan Old Bagan dengan tidak berjalan kaki. Bersama Esther Wang aku mendatangi Htilominlo Temple dan Khaymingha. Letak keduanya berdekatan dan tentu saja menarik.Â
Htilominlo Temple dibangun pada tahun 1218 dan tingginya mencapai 46 meter. Nah Khaymingha lebih kecil. Di Htilominlo, aku bertemu dengan perempuan suku Karen. Itu loh suku yang terkenal dengan leher panjang karena dikalungi besi. Saat itu, perempuan itu sedang membuat syal (mirip pashimina).
Temple ini bercatkan putih. Entahlah putih adalah warna aslinya atau ini merupakan restorasi yang dilakukan setelah terkena gempa. Yang pasti, temple ini sangat indah. Informasi yang aku dapatkan temple ini sempat dijuluki sebagai Westminster Abbey-nya Burma.
Ananda temple dibangun tahun 1105. Lebih besar dari Htilominlo Temple. Selain temple ini besar, pelatarannya juga luas. Arsitektur Ananda Temple ini bersumber dari Arsitektur India Utara.
Seluruhnya dibangun pada abad ke 10 hingga ke 14 sebelum Masehi. Sampai sekarang candi-candi, temple-temple ini masih berdiri kokoh dan menjadi spot yang ramai dikunjungi oleh wisatawan baik untuk melihat matahari terbit atau terbenam atau menjadikannya spot untuk berfoto. Mengakhiri perjalanan hari ini aku mengunjungi Buu Phaya dan menikmati sunset.