Mohon tunggu...
Irma Sabriany
Irma Sabriany Mohon Tunggu... Freelancer - Berani, mengagumkan, kekanak-kanakan, suka jalan-jalan, mandiri punya gaya ngomong yang sopan, lucu, cuek

Berani, mengagumkan, kekanak-kanakan, suka jalan-jalan, mandiri punya gaya ngomong yang sopan, lucu, cuek

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Bagan, Kau Membuatku Terpesona

16 Mei 2018   04:30 Diperbarui: 16 Mei 2018   22:02 2894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menikmati temple di Old Bagan (dok. pribadi)

Bagiku si tukang ojek telah memperlakukanku dengan sopan dan melayaniku dengan ramah. Meskipun kedatanganku pukul 03.30 AM, resepsionis hostel tetap menerimaku. Atas kebaikan resepsionis hostel, aku dipersilahkan untuk beristirahat di kamar belakang (sedikit infonya kamarnya bersih dengan dua buah tempat tidur kemudian dilengkapi AC serta kamar mandi yang bersih) sambil menunggu waktu check in jam 11.00 AM.

Sedikit informasi yang aku dapatkan sebelum mengunjungi Bagan dari google. Bagan merupakan suatu kawasan dengan luas 104 Km. Di sana, terdapat sekitar 2.000 pagoda yang dibangun pada abad 9-13 Masehi. Bagan berada di dataran sisi timur Sungai Irrawady. Bagan memiliki ribuan pagoda yang menghiasi luasnya. Puncak-puncak pagoda dengan warna sebagian besar emas menyala terlihat mencolok di dataran itu.

Pukul 11.00 AM setelah check in, aku pun langsung bersiap-siap untuk mengeksplor Bagan. Ough iya aku dilanda rasa lapar. Karena aku belum melihat warung makan, maka aku mengatakan ke resepsionis hostel, "Apakah dia memiliki roti, karena aku sangat lapar?"

Resepsionis hote menjawab, ada roti mau berapa banyak? Aku jawab "cukup 2 buah aja". Resepsionis memberikanku dua buah roti + selai stroberi. Aku menerima roti tersebut dan tak lupa aku mengucapkan terima kasih.

Perjalanan pertama, aku lebih memilih berjalan kaki. Berdasarkan peta yang aku dapatkan di hostel. Bagan di bagi menjadi tiga tempat yakni Nyaung U, New Bagan dan Old Bagan. Hostel tempatku menginap berada di Nyaung U. Bagiku Bagan, membuatku tidak bisa berkata-kata. Aku menyusuri trotoar, temple, candi dan pagoda bertebaran di mana-mana. Sampai membuatku bingung.

Aku mendatangi temple, di salah satu temple aku bertemu dan berkenalan dengan cewek dari China namanya Esther Wang dan menawariku untuk bergabung dengannya. Karena dia seorang diri.

Akhirnya aku punya kawan tuk mengeksplore keindahan New Bagan dan Old Bagan dengan tidak berjalan kaki. Bersama Esther Wang aku mendatangi Htilominlo Temple dan Khaymingha. Letak keduanya berdekatan dan tentu saja menarik. 

Htilominlo Temple dibangun pada tahun 1218 dan tingginya mencapai 46 meter. Nah Khaymingha lebih kecil. Di Htilominlo, aku bertemu dengan perempuan suku Karen. Itu loh suku yang terkenal dengan leher panjang karena dikalungi besi. Saat itu, perempuan itu sedang membuat syal (mirip pashimina).

aku dan Esther Wong (dok. pribadi)
aku dan Esther Wong (dok. pribadi)
Berdasarkan pengamatanku, kebanyakan temple di Bagan bahkan di Myanmar itu bernuansa merah bata dan ada satu temple yang berbeda karena warnanya putih yakni Ananda Temple.

Temple ini bercatkan putih. Entahlah putih adalah warna aslinya atau ini merupakan restorasi yang dilakukan setelah terkena gempa. Yang pasti, temple ini sangat indah. Informasi yang aku dapatkan temple ini sempat dijuluki sebagai Westminster Abbey-nya Burma.

Ananda temple dibangun tahun 1105. Lebih besar dari Htilominlo Temple. Selain temple ini besar, pelatarannya juga luas. Arsitektur Ananda Temple ini bersumber dari Arsitektur India Utara.

Ananda Temple (dok. pribadi)
Ananda Temple (dok. pribadi)
Puas mengunjungi selanjutnya Ananda Temple, aku menyusuri Old Bagan semakin banyak pagoda dan tentu saja semakin menarik. Masih dari hasil google, menurut UNESCO jumlah candi dan peninggalan sejarah Buddha lainnya di Bagan mencapai lebih dari 2.500 buah.

Seluruhnya dibangun pada abad ke 10 hingga ke 14 sebelum Masehi. Sampai sekarang candi-candi, temple-temple ini masih berdiri kokoh dan menjadi spot yang ramai dikunjungi oleh wisatawan baik untuk melihat matahari terbit atau terbenam atau menjadikannya spot untuk berfoto. Mengakhiri perjalanan hari ini aku mengunjungi Buu Phaya dan menikmati sunset.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun