Mohon tunggu...
Rianto Harpendi
Rianto Harpendi Mohon Tunggu... Insinyur - Universe

Dum spiro, spero

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Merawat Demokrasi, Tantangan dan Urgensinya

18 Maret 2022   06:38 Diperbarui: 21 Maret 2022   16:33 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain partisipasi politik, budaya politik, fungsi pemerintah, pluralisme dan proses pemilu, indikator lain yang digunakan The Economist Intelligence Unit dalam mengukur kualitas demokrasi adalah kebebasan sipil.

Kebebasan adalah hakikat dan prinsip demokrasi. Kebebasan dalam arti kehendak bebas dan keberadaan setiap manusia tidak dibatasi oleh paksaan, ketidakadilan, perbudakan, jenis kelamin, ataupun lainnya yang merupakan pelanggaran hak asasi setiap individu. Setiap orang punya hak untuk bebas berpendapat, berserikat, beragama dan lain sebagainya.

Sayangnya, menurut The Legatum Institute (2021), kebebasan sipil di Indonesia menurun. Bahkan, kebebasan sipil di Indonesia termasuk buruk; menempati posisi 102 dari 167 negara.

Salah satu penyebabnya adalah meningkatnya perilaku intoleransi. Wahid Institute mencatat, intoleransi di Indonesia meningkat dari 46% menjadi 54%.

Selain radikalisme, meningkatnya intoleransi di Indonesia berkaitan dengan penggunaan politik identitas dalam kontestasi politik. Politik identitas telah membelah masyarakat dan merusak kohesi sosial. Polarisasi masih sering kita temukan, khususnya di ruang media sosial.

Selain itu, menurut survei Indikator Politik (2020), sebanyak 79,6% responden takut menyatakan pendapat.

Agaknya menghormati pendapat orang lain sudah menjadi pemandangan langka. Pendapat ataupun kritik dibungkam dengan cacian dan stigma negatif. 

Peretasan akun media sosial orang yang mengkritik ataupun berbeda pendapat sudah lumrah terjadi. Perilaku ini tidak mencerminkan esensi dan prinsip demokrasi.

Bangsa Indonesia perlu merenungkan apa yang dikatakan Voltaire: Saya tidak setuju dengan apa yang Snda katakan, tapi akan saya bela sampai mati hak Anda untuk mengatakannya. Bukankah yang dikatakan oleh filsuf Prancis itu merupakan esensi demokrasi?

Selama kebebasan sipil setiap orang -- dengan keberagamannya -- kurang dihormati, jangan terlalu berharap kualitas demokrasi Indonesia akan meningkat.

Sebaliknya, bila perilaku intoleransi semakin meningkat, kebebasan sipil semakin terancam. Bila kebebasan sipil setiap orang tidak lagi dihormati, maka dengan sendirinya demokrasi akan hilang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun