Mohon tunggu...
Rianto Harpendi
Rianto Harpendi Mohon Tunggu... Insinyur - Chemical Engineer

Dum spiro, spero

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sejarah yang (Belum) Menjadi Identitas

28 September 2020   07:11 Diperbarui: 30 September 2020   10:13 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Palu dan Arit. Sumber: historia.id

Sejarawan G.J Resink lewat bukunya Bukan 350 Tahun Dijajah, memberikan bukti bahwa Indonesia tidak dijajah Belanda selama 3,5 abad. G.J Resink mengatakan bahwa bangsa Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun adalah mitos. Karena tidak ada satupun wilayah Indonesia yang benar- benar dijajah selama 350 tahun. Lagipula, Indonesia baru saja "lahir" pada tahun 1945, karena sebelumnya bernama Hindia Belanda.

Buku Bukan 350 Tahun Dijajah. Sumber: komunitasbambu.id
Buku Bukan 350 Tahun Dijajah. Sumber: komunitasbambu.id
Tiga contoh diatas adalah sedikit bukti yang menunjukkan bahwa kita masih buta sejarah. Selain karena ulah rezim orde baru dan belum masifnya penulisan sejarah bangsa yang utuh dan benar, banyak orang Indonesia yang sebenarnya tidak tertarik untuk mempelajari sejarah. 

Misalnya lagi, ketika belajar teori gravitasi Newton, kita hanya berminat kepada teori dan formulanya. Kita enggan mengulik bagaimana sejarahnya seorang Isacc Newton menemukan teori gravitasi. Yang kita bayangkan selama ini, Fisikawan besar asal Inggris Raya itu mendapatkan ide gravitasi setelah buah apel jatuh diatas kepalanya. Sejarah Fisika Klasik tidak pernah mencatat peristiwa yang demikian.

Bagaimana dengan kurikulum pendidikan dan buku sejarah?. Kurikulum pendidikan dan buku sejarah di sekolah masih didominasi oleh sejarah yang ditulis oleh penguasa orde baru. Begitu juga buku- buku sejarah di sekolah, kebanyakan masih sebatas dogma dan doktrin yang harus dihafal.

Sikap Manusia terhadap Sejarah

Terlepas dari faktor diatas, sebenarnya manusia memang payah kalau berurusan dengan yang namanya sejarah. Secara umum, setidaknya ada tiga sikap manusia terhadap sejarah.

Sikap yang pertama adalah tidak peduli. Bisa dikatakan, tidak peduli artinya tidak berminat atau tertarik sama sekali dengan sejarah. Mengapa orang tidak peduli dengan sejarah?. Banyak alasan mengapa seseorang tidak peduli dengan sejarah. Tetapi, biasanya karena tidak suka dan menganggap bahwa sejarah tidak penting. 

Orang yang tidak peduli sejarah pasti tidak akan tahu kebenaran dan fakta yang telah terjadi dimasa lampau. Artinya, orang yang tidak peduli sejarah adalah orang yang tidak tahu sama sekali tentang sejarah. Kalau kita tidak peduli dengan sejarah, kita pasti akan mencibir laki- laki yang mengenakan pakaian berwarna pink. Kita cenderung menghakiminya aneh dan tidak sesuai dengan hakikatnya. Padahal, dalam sejarahnya warna pink adalah simbol maskulin. Di tahun 1930-an, warna pink adalah warna laki- laki.

Orang yang tidak peduli sejarah, biasanya akan berpikir bahwa mempelajarinya adalah buang- buang waktu dan tidak ada gunanya mengungkit masa lalu. Biasanya orang yang demikian adalah orang yang gampang lupa diri, sulit menemukan pijakan yang tepat dan cenderung mengulangi kesalahan yang sama.

Sikap yang kedua adalah tidak (mau) mengakui. Orang yang memiliki sikap tidak mengakui sejarah bisa jadi telah mengerti sejarah. Mau mengerti sejarah atau tidak, ia akan sulit mengakuinya dan memilih menyangkal kebenaran dari sejarah. Mengapa demikian?. Karena, orang yang tidak mengakui fakta dan kebenaran masa lalu biasanya memiliki atau pernah mengalami masa lalu yang pahit dan buruk. 

Ia bisa menjadi pelaku atau korban dari sejarah itu. Sejarah yang seperti itu dianggap merugikan dan memalukan. Terlalu menyakitkan dan menyedihkan untuk sekedar dibahas. Dia mengerti peristiwa masa lalunya tetapi menyangkalnya. Masa lalu yang demikian buruk dan gelap sehingga ia memilih menutupinya atau memanipulasi fakta, baik sebagian atau keseluruhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun