Mohon tunggu...
Rianto Harpendi
Rianto Harpendi Mohon Tunggu... Insinyur - Chemical Engineer

Dum spiro, spero

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pernikahan, Perselingkuhan, dan Perceraian

21 September 2020   06:06 Diperbarui: 21 September 2020   07:04 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang yang selingkuh cenderung menyembunyikan perselingkuhannya dari pasangan. Kesadaran dan rasionalitasnya sudah mati. Orang yang selingkuh dengan rekan kerja akan lebih nyaman di kantor daripada rumah. 

Kalau ini sudah menjadi kebiasaan, maka suatu saat akan menjadi bom waktu. Ketika ketahuan oleh pasangan, maka yang terjadi adalah pertengkaran dan perceraian. Barangkali, itu yang terjadi dengan kasus perceraian yang marak terjadi selama pandemi Covid-19.

Semua itu bisa terjadi karena keliru membangun pondasi pernikahan. Pondasi pernikahan yang benar juga tidak cukup. Harus dirawat. Mengapa tetap perlu dirawat?. Karena, "cuaca" dan "iklim" tidak selalu baik atau cerah. Bahkan bisa merusak rumah pernikahan.

Ilustrasi Pernikahan. Sumber : livescience.com
Ilustrasi Pernikahan. Sumber : livescience.com
Merawat cinta dan pernikahan harus dilakukan oleh suami dan istri. Itulah komitmen pernikahan. Tentu saja, prosesnya tidak mudah, apalagi dengan adanya gadget dan media sosial. 

Dengan gadget dan media sosial kita bisa menjaga relasi dengan pasangan, khususnya ketika sedang berjauhan. Tetapi, dengan gadget dan media sosial juga, kualitas hubungan suami istri bisa berkurang. Hal ini bisa terjadi karena masing- masing sibuk dengan gadget dan bermedia sosial.

Perkembangan teknologi juga memungkinkan kita berselingkuh lewat aplikasi online. Tidak hanya itu pornografi melalui internet juga telah menjadi selingkuhan bagi beberapa orang. Kecanduan akan pornografi bisa merampas cinta dan merusak keutuhan pernikahan.

Dibutuhkan komitmen dan konsistensi untuk merawat cinta dan pernikahan. Kejujuran juga penting dan menentukan. Siapa sih yang tidak pernah punya perasaan suka kepada orang lain yang bukan pasangannya?. Itu manusiawi dalam batas tertentu.

Perasaan suka kepada seseorang bisa datang sekejap lalu hilang atau sempat bersemayam dalam pikiran. Oleh karena itu, kita harus berdamai dan menyelesaikannya dengan jujur kepada diri sendiri dan pasangan- termasuk selingkuh dengan pornografi-, agar api kecil itu tidak membakar rumah yang kita bangun dengan pasangan.

Dengan komitmen dan konsisten merawat cinta dengan pasangan serta relasi yang dijalani dengan kejujuran, maka pernikahan yang sudah dibangun dengan benar akan tetap kokoh dan berfungsi dengan baik. Suami dan istri yang membangun dan menjalani pernikahan yang seperti itu tidak akan mudah jatuh dalam godaan perselingkuhan. Dan bagi mereka, tidak ada kata perceraian dalam kamus pernikahannya.

Kuncinya adalah pondasi pernikahan. Kalau rumah tangga tidak dibangun dengan pondasi yang benar, pasti kesulitan dan kebingungan untuk merawatnya. Maka yang tersisa hanyalah sebuah rumah tangga yang tidak berfungsi dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun